Nursing while pregnant, and then… weaning or tandem nursing?

beberapa teman menanyakan tentang pengalaman suka duka menyusui selagi hamil. bisa ditebak, kebanyakan dari mereka bernasib sama seperti saya: hamil lagi di saat usia si kakak belum 2 tahun hehe! sebelum menulis birth report Bita, akhirnya saya memutuskan untuk menulis pengalaman yang ini dulu.

usia Raya masih 14 bulan ketika pertama kali saya tahu kalau saya hamil. saya pun bertekad untuk tetap menyusui Raya . kenapa? berdasarkan ilmu dari sana-sini yang saya dapat, ini alasannya:

menyusui ketika hamil tidak akan mempengaruhi perkembangan janin. masing-masing punya jalur makanan sendiri. trus kalau si ibu makannya gak bagus, gimana? kualitas ASI dan nutrisi ke janin akan tetap jadi prioritas no. 1. ketika si ibu kurang gizi, yang diambil ya cadangan gizi dalam tubuh si ibu. akibatnya, badan si ibu yang bakal “rusak”, karena sekali lagi, si cadangan gizi si ibu tersebut akan diambil untuk mempertahankan kualitas ASI dan nutrisi janin (sumber: dsog. Riyana Kadarsari)

beberapa dokter,sekalipun yang pro nursing while pregnant (NWP) akan menyarankan untuk stop menyusui si kakak kalau si ibu sering mengalami kontraksi dalam kehamilannya. tapi sebenarnya hal ini tidak jadi masalah kalau si ibu tidak punya riwayat persalinan kurang bulan, riwayat keguguran atau riwayat perdarahan pada kehamilan sebelumnya (sumber: dsog. Didi Kusmarjadi)

di trimester akhir, ASI akan berubah kembali  jadi kolostrum. beberapa anak akan tetap enjoy dan menikmati perubahan ini, sementara beberapa yang lain akan menolak dan menyapih dirinya sendiri. saya kemudian berhitung, lebih baik saya jalan terus dan mulai mengikhlaskan kalau nanti Raya harus menyapih dirinya sendiri.

last but not the least, saya merasa bahwa ASI selama 2 tahun adalah hak seorang anak. oleh karena itu, saya ingin memberikan ASI untuk anak-anak saya, selama dan semaksimal yang saya bisa…

nah, bagaimana dengan Raya? ini dia fakta lapangannya…

kalau saya sendiri, awal-awal NWP sempat merasakan kontraksi. trus akhirnya konsultasi dengan dr. Riyana yang kemudian menyatakan tidak masalah. ajaibnya, sejak saat itu gak pernah kontraksi (terakhir waktu usia kehamilan 7w. terus yah biasa lah, PD sensitif hehe. kalo bahasa sundanya: peureuuuuss.. dan semakin besar usia kehamilan, berasanya semakin semakin peureus  tapi manage-able lah, bisa ditahan =)

balik ke anaknya, bisa dibilang Raya tipe anak yang nenen banget, maniak lah pokoknya. makanya begitu tau saya hamil, saya langsung bertekad untuk mengurangi frekuensi nenen sepanjang malam dan ngempeng PD tiap mo bobo. sementara untuk nenen siang, tetap by demand.

waktu itu usia kehamilan saya sekitar 2 bulanan. setelah proses “menyapih nenen malam” gagal dilakukan ketika mudik di Indonesia dan ketika ada bapaknya (dengan alasan gak tega), maka ketika pak suami pergi seminggu ke Mauritius langsung rencana ini saya jalankan, yang artinya saya hanya berdua Raya di rumah.

memang sih, selama seminggu itu penuh derai air mata, tapi setelah itu sudah kok. asal konsisten NO NENEN di tempat tidur atau NO NENEN sambil tiduran. kalau bangun malam diusap-usap aja, bacain sholawat. awalnya Raya masih suka bangun di tengah-tengah tidur dan nangis, tapi setelah seminggu itu akhirnya tidurnya bisa bablas hampir gak pernah bangun sampai pagi.

pertimbangan “menyapih nenen malam” ini karena Raya waktu itu sudah 14 bulan, jadi asupan gizi dari ASI toh sudah 50-50 dengan makanannya.. dan memang kelihatannya Raya nenen malam lebih karena mencari kenyamanan dibanding karena lapar. selain itu, untuk tindakan preventif. masa nanti ketika adiknya lahir, masih aja bangun malam untuk minta nenen… itu kan “jatah” newborn hehe.

bersamaan dengan itu, Raya juga mulai masuk pre-school. jadi mulai dari jam 8 pagi sampai jam 3 sore, dia di sekolah. otomatis, pola nenennya pun berubah dimana dia hanya menyusu ketika pulang sekolah. ternyata frekuensinya juga ikut berubah, setelah “sapih malam” itu, nenennya hanya 2-3 kali sehari.

pola seperti ini terus berlanjut sampai saya hamil 8 bulan. jujurnya saya merasa PD saya juga terasa kosong sejak awal trimester 3. mungkin karena kolostrum sudah mulai terbentuk. tapi toh Raya tetap terus menyusu, dan saya juga tetap mempersiapkan kemungkinan dia tersapih sendiri.

sempat ada ide untuk menyapih 2 bulan sebelum saya melahirkan (artinya Raya umur 20 bulan). khawatirnya, kalau menyapih begitu adiknya lahir, dia jadi cemburu.. belum lagi cemburu ada kehadiran adik baru, plus cemburu karena ternyata dia disapih karena nenen ibu sekarang utk adik (takutnya..). tapi by the time going, keinginan untuk menyapih itu lenyap. akhirnya, saya pun siap dengan kemungkinan baru: tandem nursing dengan adiknya. kenapa? karena Raya sudah semakin jarang menyusu. sehari hanya 1 kali. itupun kadang beberapa hari “libur” menyusu. jadi saya pikir, kalaupun harus tandem, mungkin gak akan terlalu repot.

sampai pada suatu hari, di usia kehamilan saya yang 35 minggu, Raya gak minta nenen seharian. sebenarnya buat saya sih gak aneh, paling lama seminggu juga pernah. tapi akhirnya seminggu sudah lewat… dua minggu… tiga minggu.., dan ternyata sampai sekarang. saya masih ingat, hari minggu tanggal 27 Januari 2013, itulah saat terakhir dia minta nenen. Raya officially weaned herself 3 weeks and 3 days before her little sister born :’)

alhamdulillah, saya berhasil memberikan ASI untuk Raya sampai usianya 21 bulan =)

epilog

ketika saya pertama kali menyusui adiknya di hadapannya, Raya berteriak. “Nooooo!! Noooo!!”. lalu menangis. kami pun menangis bersama…., tapi dia tetap gak minta nenen meskipun dia menangis. mungkin baginya, ASI bukan hanya sekedar makanan, tapi bentuk cinta dan kasih sayang dari ibunya. alhamdulillah, hanya sekali itu kemudian tidak ada masalah lagi. bonusnya, PD saya sama sekali gak lecet ketika menyusui adik pertama kali. entah karena perlekatannya memang sudah benar sejak awal, tapi kalau menurut saya, lebih karena saya masih menyusu hingga 3 minggu sebelum melahirkan. it’s a present from your big sister, Bita..

Raya sayang, meskipun ibu sudah gak memberikan ASI untuk Raya, dan sekarang sudah ada adik, cinta ibu gak pernah berkurang untuk Raya. malah selalu bertambah, setiap harinya :’) how I miss to breastfeed you my little girl :’)

satu dari sekian banyaaaakkk momen menyusui Raya yang diabadikan suami.
gambar diambil di pinggir suatu jalan di Praha.
usia Raya: 14 bulan
usia kehamilan: 5 minggu (tapi belum sadar kalo hamil hehe).

27 thoughts on “Nursing while pregnant, and then… weaning or tandem nursing?

  1. awal baca ini, takzim, salut, trus terharu, dan terakhir geli liat kacamata mba riana kocak bgt :)).. tetep semangat mba riana sekeluargaaaa, tumbuh sehat dan shalihah yaa raya dan bitaaa.. ❤

    Like

    • heheheh, udah gak mikir penampilan. udah laku ini =))
      aamiiin2, trimakasih tante Alvi.. salam dari the girls =) semoga bisa ketemu bulan syawal di yogya =)

      Like

  2. salam kenal mba, saya temen kuliah bapaknya raya waktu di depok hehe, terharu loh bacanya, bener deh menyusui itu salah satu momen tak ternilai seorang ibu, skrg bayi saya juga msh 5 bulan, mdh2an bs terus memberi asi hingga 2 thn, smoga mba riana n anak2 sll sehat yaa. Arin

    Like

    • salam kenal kembali mbak Arin..
      mohon maaf baru bales.. saya seringnya online dari HP, giliran mau reply komen pasti gak bisa. maklum hp jadul *informasi gak penting hehe,
      iya ya mbak, sejatinya proses menyusui itu bukan hanya memberi dan menerima secara searah, tapi dua arah. gak hanya membuat bayi nyaman, tapi membuat kita juga merasa dibutuhkan dan dicintai. apalagi saat ASI eksklusif kaya mbak Arin gini, menyadari bahwa bayi yang kita pangku dan susui benar-benar hanya menggantungkan pada ASI kita sebagai sumber makanan untuk hidup, rasanya… truly amazing =)
      semoga lancar-lancar terus ya mbak.. saya doakan semoga bisa sampai 2 tahun, dan ketika sudah saatnya weaning, semua sudah siap dan berakhir indah =)

      Like

  3. Hai mbak, salam kenal
    Terdampar di sini pas nyari ‘pengalaman nwp’ di mbah google
    kebetulan anak saya usianya 14 bulan lewat dan kemarin berdasarkan testpack saya positif hamil 🙂
    Saya follow blognya mbak ya? 😀

    Like

  4. mbak ri,, makasih kisah inspiratifnya,,anak saya 18m dan saya saat ini positif hamil.. lagi cari2 info tentang tandem nursing,, tapi ada yang mau saya tanyakan berdasarkan pengalaman mbak ri.. tandem nursing bener2 g mempengaruhi pertumbuhan janin mba?karna saya termasuk susah makan nya.

    Like

    • halo mbak, sebelumnya selamat ya untuk kehamilannya 🙂

      kalo kata dokter Riyana, nutrisi untuk janin dan ASI itu akan selalu diprioritaskan dan utama. artinya, ketika si ibu makannya gak bagus, akhirnya cadangan nutrisi di tubuh kita yang diambil untuk memenuhi kualitas kebutuhan ASI dan si janin.

      akibat kurang baiknya adalah, badan kita yang kena. misalnya kalsium yg kurang, maka diambil dari kalsium di tulang kita… jadi tulang kita rawan keropos. gitu.. makanya untuk kondisi seperti ini, suplemen/vitamin2 untuk kehamilan mungkin dibutuhkan.

      semoga membantu ya mbak 🙂

      Like

  5. Terharu bacanya. Awalnya saya berfikir utk tdk memberikan asi langsung dr gentong utk baby saya saat usia 12 bulan keatas pada siang hari, cukup malam saja krn saya hrs menyelesaikan tesis yg sdh ketunda 1 semester. Tp setelah baca tulisan mbak, kok ya rasanya kyk diputusin pacar pas baby kita udah gak nyusu lg. Pdhl br rencana cm siang doang gak disusui tp rasanya gak tega bgt.

    Like

  6. tulisannya buat saya nangis mba’.. sya baru nyadar kalo hamil..belum tahu uda berapa week. Pengen ngelanjutin menyusui tapi membayangkannya koq capek ya.. tapi dengan tulisan mbak jadi semangat..semua pasti ada waktunya..percaya pasti yang di Atas uda mengatur waktunya dengan sempurna.. 🙂

    Like

    • Semangat ya mbakkkk! Salah satu yang juga terus menguatkan saya adalah keyakinan bahwa ASI itu merupakan hak anak… Jadi tidak seharusnya kita menyerah begitu saja 🙂

      Like

  7. Pingback: Menyapih Bita: I weaned you because I love you…. | Keluarga Ibrahim

  8. Terharu bacanya mba :’)
    Salam kenal mba riana
    Aku juga sdg hamil 1 bln dan anakku 18bln masih sering nenen. Semoga Allah selalu memberikan kesehatan agar sy bisa tetap menyusui kakak sampai dia bosen hehe.

    Like

  9. Saya bacanya sambil nangis. sama yang terjadi dengan saya mbak. anak saya hampir 16 bulan, saya hamil 11 minggu. masih asi ful krn memang rencana 2 tahun. produksi asi berkurang drastis sekarang yang harusnya sehari bisa mompa 2 botol, sekarang tidak bisa sama sekali. dikenyot saja sekarang kelihatan tidak puas anaknya sehingga masih mengambil air putih (di sini hati saya hancur rasanya). belakangan saya beli beberapa merk sufor krn saya takut anak saya kurang gizi. tapi sampai sekarang anak saya muntah kalau minum sufor. saya betul-betul galau. saya tahu hamil setelah 7 minggu usia kehamilan, saya merasa bersalah pada anak saya karena saya pikir asinya harus stop. setelah saya baca info sana sini ternyata masih boleh asi sampai anak sendiri yang lepas. masalah yang saya alami adalah anak saya kalau nenen baru menyulum puting saya langsung mau muntah. jadi dia gk jadi nenen. itu kenapa ya mbak? memang sebelum tau saya hamil, puting saya sangat nyeri kalau disusu dan itu terjadi sampai sekarang. kalau saya perhatikan, puting saya agak keputihan seperti kulit kita kalau terendam air lama. untuk masalah nyerinya, saya masih bisa tahan. saya pejuang asi, apapun yang terjadi saya pengen anak saya selalu sehat dan tidak kurang gizi. adakah yang bisa bantu saya? terima kasih.

    Like

    • Semangat ya Mbak.. Kuncinya, kita juga jangan terlalu dibawa pikiran.. Saya pokoknya semua selalu dibawa santai.. Nyusuin, nyusuin aja. Gak pernah mikirin PD kempes ato gimana-gimana 🙂

      Ketika hamil, lama-lama ASI kita memang berubah jadi colostrum lagi sih Mbak. Tapi itu biasanya setelah trimester ke-3.

      Ayooo Mbak.. Makannya dibanyakin.. Mudah/mudahan gak terlalu mual, jadi bisa makan yang baik ya mbak 🙂

      Like

  10. Pingback: Allah Sebaik-baik Pembuat Rencana | Keluarga Ibrahim

  11. Pas d paragraf “nooooooo” air mata nyaris ngucur. Mgkin kebayang nti kalo si adek lahir gimana perasaan si kakak yg sama persis dengan kakak raya. Nenen lover. Ehehe. Usia jg sama 14 bulan ketika sy hamil 15 mggu skarang. Senang cerita ini jadi motivasi ut sy. PR sy skrg menghentikan kebiasaan menyusu malam anak sy. Terima kasih ilmunya mba riana 🙂

    Like

  12. Pas d paragraf “nooooooo” air mata nyaris ngucur. Mgkin kebayang nti kalo si adek lahir gimana perasaan si kakak yg sama persis dengan kakak raya. Nenen lover. Ehehe. Usia jg sama 14 bulan ketika sy hamil 5 mggu skarang. Senang cerita ini jadi motivasi ut sy. PR sy skrg menghentikan kebiasaan menyusu malam anak sy. Terima kasih ilmunya mba riana 🙂

    Like

  13. Mbak, saya mbrebes mili bacanya. Ini yang lagi saya alamin huhu T______T
    Kakak Raya berarti dicoba disapih sebelum bobo dan selama bobo ya? jadi kalau tengah malam bangun nggak dikasih air putih atau susu yang lain mbak?
    Terima kasih yah

    Like

    • semoga diberi kelancaran dan kemudahan ya mbak.. kalau bangun malam saya kasih air putih.. tapi cuma semingguan, tidurnya udah bablas dan nggak butuh minum lagi 🙂

      Like

  14. Googling mencari2 yg senasib dan ketemu. Semoga aku juga diberi kemudahan dan kelancaran seperti mama Raya ya.. Thank you for sharing…

    Like

Leave a comment