Bienvenido a Sevilla! Welcome to Sevilla!

Alhamdulillah.. tepat 2 minggu sudah kami sekeluarga tinggal di Sevilla, Spanyol. Tempat kami berjuang selama insyaAllah 3 tahun ke depan. Gimana rasanya pindahan antar negara? Rempong! Plus dua anak batita? Rempong kuadrat! =))

Sebenarnya sih.. dua anak ini sholihah banget.. dibangunin pagi buta gak ada yang rewel.. di pesawat lancarrrr, no drama at all. Bahkan kakak Raya ketika disuruh lari karena harus mengejar connecting flight sementara semua tangan bapak-ibu penuh dengan koper dan gak bisa nuntun, lari lho dia… Bapak-ibunya jadi terharu ngeliat dia ikut “berjuang”. Sabar ya anak-anakku, kita tempuh bersama jalan yang sudah kita pilih ini. We do this all because of you :’)

Ok, enough said with curcolnya hehe. Perjalanan kami 2 minggu yang lalu dimulai dengan penerbangan jam 06.30 pagi dari Göteborg, Swedia menuju…. Berlin, Jerman. Terus sambung lagi ke Madrid, transit 5 jam… untuk kemudian sampailah kami di Sevilla jam 18.00 sore :mrgreen: Rute yang kurang asik dan sambung menyambung gini memang sudah yang paling optimal, karena kami berangkat dan menuju kota yang sama-sama bukan kota tujuan utama banyak orang.

Barang bawaan yang kami bawa adalah 4 koper/tas besar yang semuanya overweight hehe (terimakasih untuk mbak2 check in counter yang penuh pengertian), dan 7(!) tas kabin. Yang pada akhirnya mengakibatkan kaki suami saya keseleo parah sampai seminggu… bahkan masih terus terasa hingga hari ini 😦 semoga gak ada apa-apa ya.. mohon doanya, hari ini mau di x-ray.

IMG_8996

barang-barang ini masih ditambah 1 baby stroller, 1 tas ransel, 1 tas wanita yang diisi penuh secara brutal, dan 1 baby car seat! =))

Nah, itu cuma barang yang dibawa dalam pesawat aja, masih ada lagi 4 kardus DHL ukuran XXL dengan berat masing-masing 20 kilo… Meski sudah pol begitu pun, tetep aja pada akhirnya ada yang keselip dan ketinggalan hehe.

IMG_8997

Kesan pertama ketika kami menginjakkan kaki di Sevilla adalah.. PANAS! Bukan apa-apa, karena kami salah kostum, wkwkwkw. Coat autumn yang tebal masih nangkring di badan saya. Padahal sih, suhu masih jauh lebih adem daripada Jakarta. Sekitar 18-20 derajat. Tapi karena ketebelan jaket, akhirnya keringet pun lansgung mengucur =)) waktu kami meninggalkan Göteborg, suhu memang sedang dingin dan basah. Bahkan ternyata siang harinya ada badai! Wah wah… bahkan Göteborg pun ternyata “menangis” ditinggal the ibrahim’s :’)

Oke.. oke.. jadi dimana kami tinggal di Sevilla?

Masih tetap di apartemen… tapi kali ini kami tinggal di daerah yang pribumi banget. Alhamdulillah… Sebenarnya sih maunya tinggal di deket komunitas muslim aja (yang notabene kawasan imigran), biar deket sama masjid dan… halal-butcher hehe. Tapi area nya gak direkomendasikan oleh kantor suami. Baiklah, nurut aja =)

Kami tinggal di Distrik Triana yang kalau menurut wikipedia sih..

Residents of Triana have traditionally been called trianeros; they identify strongly with the neighborhood and consider it different in character from the rest of Seville.[1] Triana has a traditional pottery and tile industry, a vibrant flamenco culture, and its own festivals; it has played an important role in the development of Sevillan culture and tradition.

Satu lagi sebenarnya yang terkenal dari Triana: handmade-keramik! Ada satu tempat pembuatan keramik yang dituju oleh banyak turis di Triana, namanya Ceramica Santa Ana. Keramik Sevilla memang khas banget, saya sudah mulai bisa mengenali sekarang.

Fotor1112115155

Nah, di Triana ini kami tinggal di Calle San Vicente de Paul. Calle artinya jalan. Jarak ke kantor bapaknya anak-anak sekitar 10 menit jalan kaki. Ke mall yang paling dekat, sekaligus stasiun bus, Plaza de Armas, juga 10 menit jalan kaki. Supermarket dekat, sekolah anak-anak juga pinginnya cari yang dekat. Pokoknya kemana-mana walking distance. Dan yang paling penting… kotanya flat alias dataaarrr.. Ohhh, finally! Good bye climbing up the hill!

Calle San Vicente de Paul

thank you Google Map!

Karena kotanya datar itulah, pemerintah Sevilla terus menggalakkan penggunaan sepeda. Saya juga lagi kepikiran pingin sepedahan nih… 😉

jalur sepeda di Sevilla

Kembali ke apartemen tempat kami tinggal, alhamdulillah sekarang kami tinggal di apartemen dengan 3 kamar tidur. Semuanya fully-furnished, sampe ke piring, sendok, garpu, setrika, sapu, pel, sudah disediakan sama yang menyewakan. Pertimbangan ambil yang furnished, karena toh kami hanya berencana 3 tahun disini, insyaAllah.

Inilah sedikit gambar dari dalam apartemen kami:

IMG_9006

living room yang seperti biasa, berantakan khas keluarga Ibrahim =))

IMG_9004

hall/lobby… masih dengan 4 kardus DHL yang menumpuk hehehe

IMG_9002

kitchen! dimanapun rumahnya, selalu menjadi tempat favorit! makin favorit karena alhamdulillah.. sekarang ada dishwasher! senengnyaaaa *belum dapat tagihan listrik =))*
yang lebih seneng sih bapaknya karena akhirnya pensiun dari nyuci piring =))

Untuk sistem heating, kebetulan di apartemen kami belum ada AC dan heater yang permanen. Ada sih heater portabel, tapi belum dipakai, masih cukup dengan kemulan selimut kalau malam tiba. Terus untuk water heater, disini pakai gas. Waktu saya kos di Bandung, si ibu kosnya juga pake heater kaya gini (meskipun penghuni kosnya sih gak pernah kebagian haha). Jadi gak aneh lah waktu ketemu lagi sama barang ini di Sevilla. Ini nih barangnya:

heater

yang kiri meteran gas, yang kanan heaternya (nyalanya dengan api, itu tuh yang item bekas apinya)

Jadi ceritanya nanti bakal ada tagihan listrik, air, dan gas. Jangan lupa internet dan hp. Manteeepp hehe. Oya, orang Spanyol jarang sekali yang bisa berbahasa Inggris. Waktu kami memilih provider internet pun akhirnya gak ada pertimbangan apapun kecuali…. yang CS-nya bisa berbahasa inggris! hahahahaha. Sejauh ini masih berbahasa tubuh dan sedikiiiit española kalau terpaksa harus berkomunikasi di supermarket, dll. Suami sebenarnya diikutkan kelas Spanyol sama kantor, tapi ketinggalan jauh jadinya dikeluarin hahahah (terlambat masuk soalnya). Konsekuensinya kita bakalan kursus bareng deh nanti bulan Februari (istri juga dikasih jatah kursus ceritanya).

Akhir kata, alhamdulillah wa syukrillah… Hola Sevilla! saksi kami selama 3 tahun ke depan menempuh perjalanan hidup. Semoga betah, dan yang paling penting….. semoga barokah =)

13 thoughts on “Bienvenido a Sevilla! Welcome to Sevilla!

  1. Alhamdulillah, akhirnya bisa denger kabar lagi dari warga baru Spanyol. 3 kamar itu kayanya gede banget ya apartemennya? Raya-Bita dapet kamar sendiri2 dong biar ortunya bisa 22an lagi… 😀
    Semoga betah disana ya, klo ga betah balik ke Sverige lagi.. hehehe…
    kiss n hugs for the girls ^^

    Like

  2. Lumayan Ridha, 2x lebih sedikit dari yang kemarin… Aamiiiin2… Mudah2an walaupun betah pun tetep balik ke Sverige, walaupun gak tau kapan hehe. Paling enggak buat main nengok kakak Alyzza yang pasti tambah cantik yah 🙂
    Hugs and kiss baaaccckk! Semoga mampu menghangatkan Göteborg yang mulai dingin pastinya ,)

    Like

  3. Pingback: [Sevilla] Petualangan mencari daging sapi dan ayam… halal! | Ketika keluarga Ibrahim bercerita...

    • alhamdulillah, seneng sekali dengernya.. aamiiin2.. iya mbak, suka-duka hidup nomaden.. jauh dari keluarga.. makanya saya dokumentasikan untuk warisan anak cucu hehe 🙂

      Like

  4. Pingback: Riana dan Triana: Sebuah Cerita tentang Distrik di Jantung Andalusia | Keluarga Ibrahim

Leave a comment