our neighbors and neighborhood

gak kerasa, udah 2 bulan aja saya dan suami di sini. lingkungan yang baru tentunya membawa orang-orang yang baru juga. untuk saat ini, ada beberapa orang yang punya keterkaitan erat dengan kehidupan kami sehari-hari disini. kita mulai dengan sedikit introduksi dulu..

di gothenburg, saya dan suami tinggal di daerah Askim yang ternyata daerah elit. tandanya bahwa disini daerah elit adalah: semua rumah merupakan landed housing alias rumah beneran (bukan apartemen) yang punya halaman luas, pohon apel di belakang, dan children playground di depan. kok gaya bgt tinggal di daerah elit? bukan.. ini juga bukan kami yang nyari, tapi profesornya suami saya.

berhubung “tinggal” di daerah elit, dengan budget kami sekian maka jatah kami disini juga adalah nginduk ke salah satu rumah penduduk lokal (namanya Lena). artinya, kami disini gak tinggal di 1 rumah sendiri, melainkan tinggal di basement-nya Lena. basement itu bukan berarti kaya tempat parkir mobil di indonesia lho! kalo disini, basement gak ada bedanya dengan ruangan dalam rumah yang lain. ventilasi juga bagus karena posisi jendela mengikuti kontur tanah aslinya.

nah di “rumah” kami ini, jatah kami meliputi ruang keluarga, ruang makan, dan kamar utama. sedangkan dapur, toilet, dan kamar mandi dipakai bersama-sama dengan penginduk yang lain. penginduk yang lain ini namanya Bolleslaw, tapi panggilannya Bolek. di saat yang bersamaan, masih ada penginduk lain yang harusnya udah pindah dari 2 bulan yang lalu, tapi terpaksa masih tertahan di gothenburg karena visa belajarnya untuk S3 ke belgia belum keluar. si penginduk yang terakhir ini namanya Chen.

iya, emang gak enak, tapi gimana lagi dong? harusnya dengan uang sewa segitu kami udah bisa nempatin apartemen dengan 2 kamar tidur. sayangnya sampe sekarang status kami dalam pencarian apartemen masih jadi waiting list ke sekian-sekian-sekian-sekian. susah banget cari apartemen di sini! ๐Ÿ˜ฅ

untuk memudahkan visualisasi, inilah denah “rumah” kami saat ini:

lho kok ruang makan berhimpitan dengan “kamarnya” Chen?

ya begitulah kondisi kami saat ini hehe. yang berwarna hijau, itu adalah “hak pakai” saya dan suami. yang warna merah adalah kamarnya Bolek. dan yang warna oranye adalah hak pakai bersama-sama. untuk menjawab keanehan kamar Chen di atas, mari kita mulai dengan berkenalan dengan orangnya..

Chen, (eks) mahasiswa master teknik kimia yang asalnya dari china. dia ini kondisinya lagi terkatung-katung disini karena -seperti yang saya sebutkan di atas- visanya ke belgia untuk lanjut S3 belum keluar juga. jadi dengan terpaksa dia numpang di tempatnya Lena dengan cara… “menjajah” ruang makan kami. hehehe, jadi sampe detik ini kami belum pernah ngerasain makan di meja makan. awal-awal sih agak kesel, lama-lama kasian juga.. beberapa informasi penting yang bisa dipetik dari Chen adalah:

(1) orang China susah untuk makan tanpa sumpit

(2) orang China tahan pake baju rumah yang itu-itu aja selama 2 bulan.

perkenalan selanjutnya… Bolleslaw, mahasiswa master jurusan astrofisika. panggilannya Bolek (iya, nama panggilannya emang aneh). Bolek asli keturunan Polandia. dia menghabiskan hampir seluruh masa kecilnya di Kanada, dan ibunya adalah Profesor di salah satu universitas terkemuka di Kota Umea, Swedia. beberapa informasi dari diri Bolek adalah:

(1) dia bisa berbahasa Polandia, Swedia, Perancis, dan Inggris pastinya. beberapa waktu yang lalu sempet bawa temennya dari Kenya nginep, jadi dicurigai Bolek juga bisa berbahasa Afrika

(2) kata siapa orang bule cuma makan roti doang? Bolek mematahkan teori itu. menu-nya sehari-hari adalah aneka pasta, steak, kari udang, kadang nasi putih, ayam panggang, dll dsb. benar-benar koki yang handal!

(3) Bolek dengan penuh rasa ingin tahu selalu curi-curi pandang kalo saya lagi masak. dia gak tau aja kalo saya juga suka ngiler liat dia bikin steak hehehe :mrgreen:

(4) beberapa waktu yg lalu pas saya lagi masak dia ngomong kalo dulu pas masih kecil di Kanada, dia pernah dititipin di tetangganya yang orang Indonesia. katanya, “u know, i still remember a ittle bit about indonesian song. i just remember that the lyric is ‘duwwa duwwa’ “. oalahhh itu mah lagu ‘satu-satu aku sayang ibu’! jadilah saya nyanyi lagu itu di depan bolek.

(5) puncaknya, dia minta diajarin masak masakan indonesia, yang mana sampe saat ini saya masih blm ngajarin dan berharap dia lupa pernah minta ajarin. bukan apa-apa, saya kan kalo masak bumbunya suka asal cemplung sana sini. lagian saya juga gak banyak tau istilah masak memasak dalam bahasa inggris. bisa-bisa nanti saya bilang, “okay Bolek, let’s GEPREK the garlic”.. ๐Ÿ˜› emang bahasa inggrisnya “mari kita menggeprek bawang putih” apaan sih?

yah begitulah kondisi kami saat ini.. walaupun masak di dapur masih harus giliran, tapi paling enggak jadi kenal sama orang-orang dari belahan dunia yang lain :mrgreen:

15 thoughts on “our neighbors and neighborhood

  1. Di Kuningan yo enek Bolek..opo maneh yen arep slametan utowo masaak-memasak..biasanya yang belanja Bolek Sringanah lha yang masak Bolek Sritember..dulu juga ada Bolek Sun..istrinyaa pak modin Apandi..lha sekarang sudah meninggal..Bolek-bolek yang lain..terdiri dari Bolek Tun, Bolek Binti, Bolek Alpiah Iskandar

    Like

  2. wah, cerita “dunia lain” mbak:D hehehe, senang mendengar cerita dari seberang nih

    oh iya, anyway mkseh udah posting PR nya, ….
    kita tukeran link ya, biar gampang mengunjungi;)

    i will add u nih , mbak di tunggu ya link backnya , oh iya cerita kejadian2 lucu nya dibanyakin mbak…, kyaknya seru tuh

    ditunggu

    Like

  3. halo riananananananaa…..
    iya nih sempet vakum sebulan … riweuh ngejer2 deadline laporan …

    wah foto2nya keren euy jadi pengen kesana ….hehehehe….

    Like

  4. @ ajaran

    assalamualaikum mas, trimakasih sudah mampir ๐Ÿ˜‰

    ah ya, justru itu saya juga sampe detik ini cari2 apartemen ga ketemu2. apa mau dikata. tapi alat masak kita pake sendiri2 kok, sabun cuci piring aja punya masing2 ๐Ÿ™‚

    Like

  5. Pingback: does obama still remember indonesian language? « ada cerita apa hari ini??

  6. Pingback: [Swedia] Sebuah Cerita tentang Apartemen | Ketika keluarga Ibrahim bercerita...

Leave a comment