i’m going to kenya :) (dan serba-serbi kuliah di chalmers)

hellooo world πŸ˜€

lama banget saya gak nyentuh blog. kangen sih nulis, tapi males mulainya heheh. ngomong2, saya masih punya utang cerita tentang seluk beluk kuliah di Chalmers. mungkin saya cicil mulai dari postingan kali ini aja deh.

saya lulus S1 dari ITB, jurusannya planologi alias perencanaan wilayah dan kota yang katanya master of something about everything. alias belajar banyak hal tapi sedikit2. mulai dari TPB (alias tahapan persiapan bersama/tingkat 1), saya masih belajar kimia, kalkulus, dan fisika. trus tingkat 2 sedikit belajar geologi alias struktur tanah dan bebatuan (nah lho!), ditambah perpetaan, juga statistik dan MAP (lebih advance dari statistik) –> sejujurnya saya mulai kangen belajar ini πŸ˜›

gak lupa teori perencanaan itu sendiri, studio wilayah dan kota (yang keluarannya RTRW! cihuy!) juga teori ekonomi pembangunan, sedikit ilmu hukum dan administrasi pemerintahan, dan akhirnya belajar GIS/Geographical Information System (yg mana ayah saya ahlinya hehe) dan studio yang mulai gambar (pake komputer) dan bikin maket. hebat kan! πŸ˜‰

tapi sesungguhnya saya merasa gak ada satu pun di bidang itu yg saya expert, hehe. walaupun akhirnya tugas akhir saya tentang modelling transportasi (which i loved so much :P) tapi ternyata program master saya jauh berbeda dengan itu.

di Chalmers, saya belajar di program Design for Sustainable Development, di bawah Dept of Architecture. sempet jiper juga awalnya, karena di master kali ini saya harus belajar banyak desain (yg mana ketinggalan jauh sama anak arsitek). yaaa, walaupun pas studio tapak S1 saya dapet A hihi (sungguh suatu anugerah :D).

nah, sekarang ngomongin tentang teknis kuliah di Chalmers. sistemnya disini quarter, alias tiap semester dibagi 2 periode. untuk program master saya, tiap semester kreditnya (ato SKS kalo di Indonesia) adalah 30 ECTS.

7,5 ECTS untuk kuliah singkat dan 22,5 ECTS sisanya adalah studio. tiap semester, paling tidak ada 2-3 studio yang bisa dipilih sesuai keinginan. untuk sistem perkuliahannya sendiri, disini mungkin sedikit berbeda. semester 1, saya belajar tentang Sustainable Development and the Design Professions (7,5 ECTS). untuk mata kuliah ini, saya belajar full dari senin-jumat mulai dari jam 9 pagi-4 sore selama 4 minggu. loh, bosen amat ya diajar dosennya itu2 aja? eits, jangan salah. biasanya 1 hari itu ada 3 topik yang dipelajari, misalnya biomimicri (adaptasi desain mengikuti bentuk biologis alam), lalu nonton film tentang sustainable city di Brazil, juga sustainable based on political perspective.

dan dari 3 topik tersebut, yang mengajar adalah 3 orang yang berbeda-beda dengan latar belakang keahlian yang sesuai dengan topiknya! jadi misalnya yang ngajar biomimicri adalah orang dari industrial ecology, trus pas nonton film yang bikin filmya datang untuk diskusi, dan yang ngajar politik adalah dosen politik dari universitas sebelah.

begitu juga untuk kuliah studio (saya mengambil Suburbs Studio: Design for Future Challenges untuk semester 1), yang mengajar juga tetap gantian, tergantung tentang topik apa yang sedang dipelajari.

so far, saya sudah diajar dosen dari perancis, jerman, belanda, denmark, finland, dari kota2 sebelah di swedia, dll. bukan berarti dosen kita jadi nganggur, enggak, mereka juga ikut di kelas dan memoderasi. beberapa kali mereka juga ngajar. intinya, di Chalmers, mereka ingin memastikan bahwa setiap topik selalu disampaikan oleh orang yang memang ahlinya. artinya, mereka juga menyadari bahwa dosen itu bukan supermarket atau toserba yang pasti semuanya bisa. tapi ada topik2 tertentu yang memang benar-benar harus diajar oleh ahlinya.

salah satu yang paling berkesan adalah ketika diajar oleh Gehl Architects dari Denmark tentang rehabilitasi kawasan suburbs/imigran dan juga ketika diajar tentang citizen participation di Afrika oleh Carin Smuts.

menarik kan, kuliah di Chalmers? πŸ™‚

nah, untuk semester 2 ini saya mengambil Reality Studio in Southern Context yang lokasinya kebetulan di Kisumu, Kenya. insyaAllah minggu depan saya berangkat ke Kenya. untuk studio ini, Chalmers berkolaborasi dengan UN-HABITAT dan dengan local university disana (Maseno University). yang bikin berat sih karena saya harus berada di Kenya selama 2 bulan. hiks hiks, ninggalin suami deh. semoga ada cerita dan pelajaran menarik dari sana yang bisa saya share disini, insyaAllah amiin πŸ™‚

13 thoughts on “i’m going to kenya :) (dan serba-serbi kuliah di chalmers)

  1. riii..tampak menyenangkan, subhanallah.. πŸ™‚
    beruntungnya riana, bisa berkeliling di bumi Allah,,, dapet banyak ilmu dimana-mana… jangan lupa dibagi2 di blog yaa.. seneng bacanya πŸ™‚

    Like

    • alhamdulillah.. makasih gun, sama-sama.. tapi aku mah levelnya masih cari ilmu,, kalo anggun malah udah bagi-bagi ilmu πŸ™‚
      insyaAllah kalo ada cerita pasti di-share πŸ™‚

      Like

  2. wah riana hebat yaa…terus menulis yaa perkembangan di sana plus foto2nya yaa. Ternyata dirimu walopun badannya kecil agresinya luarbiasa…hehhe

    Like

    • huahahaha.. agresi apa maksudnya mbak ayang? heheh..
      justru lagi turun nih semangat nulisnya mbak.. mau mulai semangat lagi ah.. mbak ayang juga punya blog kan? kadang aku mampir juga lho πŸ™‚
      ayooo semangat menulis!! πŸ˜€

      Like

  3. kak aq tertarik bgt n jd pgn kuliah d chalmers university,,,,bagi info donk kak ada program beasiswa gak untuk s2 fisika nya??hehhehee
    ^^
    ditunggu balasannya ya kak

    Like

  4. Pingback: Kolaborasi antara suami dan istri! | Ketika keluarga Ibrahim bercerita…

  5. Pingback: Ketika keluarga Ibrahim bercerita…

  6. Halooo
    bolehkah sharing gimana sih agar studio tapaknya dapat A ? hehe
    Soalnya menurut saya itu matkul yang agak merepotkan dan susah 😦

    Like

Leave a comment