[Sevilla] Petualangan mencari daging sapi dan ayam… halal!

<Jumpa lagiiiiii di petualangan keluarga Ibrahim, kali ini dalam episode: makanan. Menyambung posting sebelumnya, pertama kali sampai di Sevilla, kami harus menghadapi musibah bahwa kaki bapaknya anak-anak keseleo (yang ternyata kena inflamasi). Sementara, roda kehidupan harus tetap berjalan dong. Terutama salah satu dari 3 kebutuhan primer: pangan!

Kondisi kaki suami yang sakit plus masih adaptasi lapangan, membuat saya harus lebih berpikir keras dalam menentukan menu makanan. Bukan apa-apa, bumbu untuk makanan Indonesia saja belum punya karena belum sempat ke toko Asia (nanti diceritakan lebih lanjut). Ditambah lagi, ke butcher halal juga belum kesampaian. Alhasil, kreasi saya hanya terbatas pada makanan berbumbu bawang bombay, bawang putih, tomat, dan merica.

Bahan pokok pun terbatas hanya pada sayuran, telur, atau (untungnya) seafood. Meskipun seafood juga gak bisa terlalu sering. Karena eh karena ada yang punya asam urat saudara saudaraaa.. Dan lagi, ya tetep aja.. bumbunya manaaaaa.. Beli cumi, yang kebayang cumi saus tiram atau saus padang. Etapi saus tiramnya manaaaa, kecap aja gak ada.. Cabe mana cabeeeee? Huaaaa.. hiks hiks hiks. Suatu ketika saya bikin sop ikan –alhamdulillah ada tomat ijo. Suami pun langsung komentar, “ini kayanya makananku terenak selama aku di Sevilla.” =))

Seminggu di Sevilla, suami kemudian memaksakan diri sholat jumat karena kakinya sudah mendingan (kebetulan hari itu tanggal merah, jadi dia gak ngantor). Saya langsung wanti-wanti, ayam dan daging jangan lupa dibeli di toko halal. Tiga jam kemudian, dia pulang, saya langsung nodong hasil belanjaan. Dan ternyata… dia bilang toko halal yang besar tutup, sementara yang kecil kehabisan stok daging dan ayam.

“Terus mas beli apa?” tanya saya.

“Liat aja sendiri dalam tasku.”

Hasilnya: 3 batang wortel, 2 buah kentang, sekantung anggur, beberapa buah2an yang lain, dan “daging halal” berupa… sosis. Padahal kami gak doyan-doyan amat sama yang namanya sosis T_T

Singkat cerita, dua minggu sudah, kaki suami mulai membaik. Akhirnya kami pun berkelana mencari butcher halal. Karena memang biasanya posisinya selalu dekat dengan komunitas muslim, itu artinya kami harus menempuh perjalanan ke pinggir kota untuk bisa mendapatkan daging yang sudah kami idam-idamkan. Sebenarnya kalau naik mobil sih gak begitu jauh, 6-7 kilo lah. Tapi kami memutuskan naik metro saja daripada taksi, sekalian jajal metronya Sevilla *ini sih ibunya anak-anak yang penasaran :))*

IMG_20131109_123644

perjalanan mencari daging tentu saja dilengkapi dengan shopping trolley!

IMG_20131109_123738

metronya bagus dan bersiiihh, masih baru. dari 3 line yang direncanakan, baru 1 line yang jadi, itupun belum semua stasiun selesai.

IMG_20131109_125132

dua putri kecil yang selalu setia menemani setiap petualangan bapak dan ibunya… :’)

Lalu tibalah kami di La Plata. Halte tempat komunitas muslim banyak tinggal. Begitu sampai sana, pak suami keder menentukan arah, karena waktu itu dia diantar jamaah masjid dengan mobil ke tempat ini.

“Mas, mas! Itu kebab halal mas! Barangkali bisa kita tanya dimana butcher halal,” kata saya.

“Lha terus nanyanya gimana?”

Hadeeeehh, saya pun mengeluarkan HP dan menuliskan, ‘halal carnicería’, yang artinya ‘tukang daging halal’ di situ. Untung sudah menghafal bahasa Spanyol sedikit-sedikit hehe. Suami lalu menunjukkan HP saya ke si tukang kebab. Dan tentu saja… dijawab dengan bahasa Spanyol =))

Setelah mereka-reka apa yang dia maksud (padahal sudah ditambah dengan gestur tubuh lho), akhirnya tetep aja…. bingung! Hehehe.

“Ya udah kita balik aja ke tempat aku beli sosis dulu, siapa tau udah ada stok dagingnya,” kata suami.

Dan itu artinya kami harus melewati si tukang kebab itu lagi. Aduh tengsin dan yang utama, gak enak! Takutnya dia mbatin, lah orang ini gimana sih, udah dikasih tau kok balik lagi *itu sih pikiran saya aja hehe*. Setelah mengendap-endap melewati tukang kebab, tibalah kami di toko halal yang dimaksud suami.

Begitu saya masuk…. ternyata bagian daging kosong melompong, dan lagi-lagi… hanya diisi sosis. Gak tau kenapa, rasanya sedih melihat tokonya. Yang terhampar hanya sayur-sayuran. Tokonya pun kecil dan tidak tertata. Ya Allah, inilah saudaraku sesama muslim yang berjuang untuk hidupnya. Bener, rasanya nelongso ngeliat tokonya. Saya hampir putus asa, sampai akhirnya, dia sendiri yang dengan patah-patah bahasa Inggris menjelaskan dimana toko halal yang lebih besar.

Meskipun kami juga tidak yakin mengerti benar dengan apa yang dia katakan, yang hanya terdengar ,”left left”. Lah ke kirinya sebelah mana? Tapi toh kami coba juga mengikuti petunjuknya. Dan Allahu Akbar, betapa bahagianya saya melihat tulisan HALAL besar-besar dengan etalase kaca yang berisi daging segar! Alhamdulillah…

Setelah menunggu beberapa giliran, tibalah waktu kami untuk memilih apa yang mau kami beli.

Saya tunjuk daging cincang lalu ditambah dengan gestur yang mencoba menjelaskan bahwa saya ingin memborong semuanya.

Si pemilik toko membalas dengan membungkus hanya setengah dari yang saya inginkan. Iki piye tooohh. Semuanya paakk. Lalu dia menambah lagi seperempatnya. Ya sudah deh, pikir saya.

Saya tunjuk sebongkah daging, yang ternyata 4 kilo. Oke, kata saya.

Lalu saya tunjuk ayam segar, “pollo.. quatro!” kata saya. Maksudnya 4 ekor ayam hehe. Lalu dia balas sambil terkejut, “quatro kilo?” “Noooo, quatro pollo.” Rupanya si tukang gak percaya saya mau beli ayam sebanyak itu (ayam eropa emang gede-gedee, bisa 1,5 kilo lebih per satunya).

Tunjuk lagi fillet ayam, lalu akhirnya selesai sudah. Si tukang masih terheran-heran, dia pikir kita mau hajatan kali hehe. Enggak pak, ini kita borong untuk stok 1-2 bulan. Bukan apa-apa pak butcher, kesininya jauh… Capek… Mending beli sekalian banyak aja terus taruh freezer =)

Dan inilah dia….

dagings

hasil berburu ke butcher halal 😀

Begitu sampai rumah, pak suami udah nodong aja, “kamu mau masak apa? ayamnya diapain?” sambil celegak-celeguk nelen ludah. Karena belum ke toko Asia, otomatis gak punya bumbu memadai. Alhamdulillah, masih ada stok bumbu giling “gerak tani” soto tanpa MSG! Recommended, hanya tersedia di Carefour *promosi gak dibayar =))* Yaaa curang dikit boleh lah ya hihi.

IMG_9007

akhirnya puasa daging diakhiri dengan soto ayam halaalan thoyyiban! insyaaAllah 😀

Selesai makan (tentu saja setelah menambah bermangkok-mangkok hehe), komentar suami cuma satu, “Ya Allah.. rasanya seperti habis taubatan nasuha!” =))

38 thoughts on “[Sevilla] Petualangan mencari daging sapi dan ayam… halal!

  1. Huwaaa seruuuu hahaha .. Luar biasa perjuangan makan sotonya 😀 dan wiken ini jadi kepikiran mau ke kerfuuur beli bumbu soto xp sun buat duo gadis, itu di foto pipinya meni pada mau tumpah hihi.. Lucuuu :*

    Like

    • hihihi, namanya Gerak Tani, kalo mau coba yang akeu heheh. tapi dia biasanya ditaruh di kulkas, gak bareng sama si bamboe ato indofood dan racik2 itu.. bener gak ada MSG-nya menurut indera pengecap sayah :))
      sun baliiiikk :*

      Like

  2. butuh perjuangan banget ya mba untuk dapetin daging halal di sana.. tapi asiknya bisa sambil jalan-jalan sekeluarga ya mba 😀 btw salam kenal mba Riana, aku silent reader blognya hehehe

    Like

    • mbak Lia, terimakasih yaa sudah sering mampir blog saya.. salam kenal kembali.. 🙂
      iya mbak, lumayan berjuang karena toko2 halal biasanya di pinggiran, sementara kita tinggalnya ngedeketin kantor bapaknya anak-anak.. yah, jadi rencananya bakal borong tiap 2 bulan sekali deh hehe

      Like

    • hahahaha, suami saya kalo komen emang suka unexpected gitu mbak =))
      tapi memang dia sudah 4 minggu ini cuma makan sama kering tempe, abon, dll.. 2 minggu hidup sendiri ketika keluarga belum nyusul, dan 2 minggu setelahnya karena belum nemu daging dan bumbu itu =))

      Like

  3. Seru banget cerita2nya riana.. 🙂
    &tertarik bumbu instan2 lain tanpa MSG yg kau rekomendasiin lagi dong 🙂 (maklum masih belajar masak&suka yg instan2 tp takut banyak MSG&pengawet )
    oya video anak2mu (yg raya blw 6bln&yg raya perpisahan ama tmnnya itu) ku simpen di hp loh,si rafan suka diulang2..hiihii 😛

    Like

  4. Alhamdulillah akhirnya dapat juga ya dagingnya 😀
    yang jual daging masih turunan Timur Tengah kah, Mbak?

    btw baru tau klo kerfur jual bumbu gtu, kirain di pasar aja hihihi

    Like

    • alhamdulillah.. biasanya sih yang jual turunan timur tengah, tapi kemaren kayanya bangladesh deh *nebak2 hehe*
      dulu di carefour bintaro, jakarta, malah ada yang jual bumbu giling seger beneran. kalo bumbu yang saya maksud di atas, itu udah dikemas mbak, merknya Gerak Tani. ini ada linknya: dan

      Like

  5. Pingback: Lima Hari Mengejar Tempe | Ketika keluarga Ibrahim bercerita...

    • Sekarang udah nemu yang gak perlu naik metro, tapi naik bis 45 menit hehe.. Teteeepp ditimbun juga difreezer 😀
      Makasih udah mampir.. salam kenal kembali.. 🙂

      Like

  6. Halo Mba Riana,

    Salam Kenal, 😀

    Rasanya banyak petualangan jika sudah di luar negeri yaa. 🙂
    Semoga saya bisa menyusul petualangannya mba Riana. 🙂

    Like

Leave a comment