Menyapih Bita: I weaned you because I love you….

Saya termasuk orang yang santai banget dalam urusan ASI. Ketika ASI belum juga keluar setelah Raya berusia 3 hari, tidak terbersit sedikit pun kekhawatiran pada diri saya. Padahal, banyak keluarga terdekat yang sejak awal sangsi akan kemampuan saya memberi ASI. Maklum, ukuran pabriknya di bawah rata-rata wkwkwk 😛 Lalu ketika akhirnya suami panik dan mencoba menelepon RS tentang apa yang harus dilakukan, seketika itu juga lah ASI menetes-netes tepat di hadapannya. Entah dia sadar atau tidak, tapi saya tahu pasti, sejak saat itu dia menaruh kepercayaan sepenuhnya pada saya untuk setiap keputusan bagi anak-anak kami hehe *mmuaah* 🙂

Lalu ketika akhirnya saya pun hamil Bita di saat Raya 13 bulan, saya juga sama sekali tidak ambil pusing. Menyusui tetap jalan tanpa pikiran macam-macam. Tapi saya tetap mencari legal opinion dari dokter juga sih. Semata-mata untuk membuat keluarga terdekat saya nyaman dan yakin akan keputusan saya untuk tetap menyusui meskipun hamil 😉

Semua berjalan lancar sampai akhirnya justru kendala datang dari sekolah Raya. Di Swedia, anak di atas usia 1 tahun tidak terlalu umum untuk diberi ASI lagi. Padahal konseling Swedia untuk urusan ASI di usia dini moncer sekali. Tapi setelahnya, terasa sedikit longgar. Mungkin karena banyaknya ibu bekerja disini yang harus menitipkan anak-anaknya di early preschool sejak usia 1 tahun. Maklum, kultur di Swedia semua hidup serba mandiri. Boro-boro bibik atau babysitter, bantuan dari orang tua yang notabene kakek-nenek saja bisa dibilang sangat jarang. Akibatnya, agak sulit bagi para ibu bekerja ini untuk memompa ASI ketika tidak ada pihak pengganti yang bisa memberikan ASI perah tersebut.

Jadi begini ceritanya. Ketika akhirnya Raya masuk sekolah di usia 17 bulan, gurunya wanti-wanti kepada saya untuk melepaskan ASI. Tapi saya tetep keukeuh dan cuek tiap kali ditanya. Alhasil, Raya jadi susah tidur di sekolah karena masih ada faktor ketergantungan ASI. Guru-guru akhirnya bergantian bernyanyi….. khusus untuk Raya (!), sampai akhirnya dia bisa terlelap. Dan kejadian “menyusahkan-guru” ini berlangsung sampai 1 bulan lamanya wakaka. Maaf ya Bu Guru, semua demi ASI yang tidak terputus 🙂

Maka jadilah, Alhamdulillaah, saya menyusui Raya hampir tanpa jeda selama hamil Bita. Libur sebentar 3 minggu sebelum melahirkan, karena Raya yang menyapih dirinya sendiri di usia 21 bulan. Padahal, saya sudah sempat menyiapkan mental untuk tandem nursing lho 🙂

Sementara itu, menyusui Bita bisa dibilang tanpa kendala. Semua lancar sejak hari pertama. “Masalah” justru datang di saat-saat terakhir.

Masa-masa menyusui Bita

Masa-masa menyusui Bita

Berkaca dari pengalaman Raya yang bisa TIDUR TANPA ASI sejak usia 18 bulan, saya pun mencoba menerapkan pada Bita. Kenapa? Karena saya memilih seperti itu 🙂 Saya merasa 18 bulan adalah usia yang sudah cukup matang untuk bisa tidur sepanjang malam. Terbangun karena menyusui akan membuat tidurnya tidak nyenyak. Sementara hormon pertumbuhan pada anak paling banyak beraksi di waktu tidur. Tidur sambil menyusui juga berarti membuat organ pencernaannya terus bekerja siang dan malam. Tentu saja pertimbangan ini, sekali lagi, muncul ketika Bita sudah 18 bulan.

Itu teorinya.

Prakteknya, setelah seminggu mencoba menghilangkan kebiasaan tidur sambil menyusui, ngamuknya tidak juga hilang. Tangis dan teriakan bisa berjam-jam lamanya. Mulai dari bersenandung, sholawat, gendong, elus, semua sia-sia. Wih jangan salah, Bita kalau ngamuk memang unik! Badannya bisa dikejang-kejangkan sampai melenting-lenting. Tenaganya juga luar biasa. Akhirnya saya menyerah. Kalau kakaknya bisa, belum tentu adiknya bisa.

Program tidur malam tanpa ASI pun ditunda.

Sampai akhirnya, di beberapa momen terakhir, saya akui kejenuhan mulai muncul. Menyusui tanpa henti selama hampir 4 tahun ternyata tak selamanya mulus. Bita yang –menurut saya– seharusnya sudah mulai mengurangi frekuensi menyusui, justu terlihat sebaliknya. Dia bisa tantrum sepanjang jalan dari sekolah ke rumah (yang sebenarnya hanya berjarak 10 menit) karena minta ASI. Dan tantrum di jalan itu artinya dia akan melenting-lenting mencoba keluar dari stroller, menjerit-jerit, dan kalau sudah berhasil keluar, akan berguling-guling di trotoar. Lalu situasi ini membuat waktu tempuh ke rumah bisa molor hampir 1 jam! Tidak ada solusi lain KECUALI ASI. Saat itu ASI bukan hanya senjata peredam tantrum tapi juga menjadi faktor yang paling sering menyebabkan tantrum.

Tidur malam pun bukan main susahnya. Bita bisa bertahan berjam-jam menempel sampai saya kesakitan sendiri. Setelah tidur pun jangan harap bisa bertahan lama. Baru sejam saja dia sudah merengek kembali meminta ASI. Interupsi ini terjadi sepanjang malam dan Bita kembali menempel berjam-jam selama subuh. Bayangkan, untuk sholat saja saya sulit! Sementara dia sudah bukan bayi. SHE WAS ALMOST 2 YEARS. Saya lalu merasa ada sesuatu yang tidak “sehat” di sini.

Saya jadi sering mengeluh kepada suami, tantrum Bita juga tidak bisa dikendalikan… akhirnya saya pun semakin mantap untuk menyusuinya selama 2 tahun saja. Though a little bit more is OK 🙂 Jujur saya juga deg-degan. Meskipun anak kedua, tapi sesungguhnya ini akan jadi pengalaman pertama saya untuk menyapih….

Di lain sisi, saja saya juga memilih untuk tidak menggunakan trik aneh-aneh dalam proses penyapihan. Akhirnya, saya pun mencoba menerapkan langkah-langkah seperti di bawah ini. Saya nggak tahu ini termasuk WWL atau tidak, yang jelas, I WEANED HER BECAUSE I LOVE HER 🙂

  1. Beberapa minggu sebelum ulang tahun yang ke-2, saya mulai memperlihatkan video-video newborn menyusui di youtube. Saya beri penjelasan kalau dia sudah besar, dan nenen itu hanya untuk bayi. Reaksinya? Tidak terima, cemberut, dan justru langsung minta nenen haha. Tapi saya menangkap poin penting disini, artinya dia sudah MENGERTI apa yang saya maksud, meskipun belum bisa MENERIMA.
    .
  2. Sebulan sebelumnya, proses tidur tanpa ASI juga kembali dimulai. Dan alhamdulillaah kali ini lebih lancar. Mungkin karena memang dia pun lebih siap. Meskipun untuk itu saya pun harus siap jadi penyanyi sepanjang malam.
    (Bita) “Pite piteee!”
    (Ibu) “Twinkle twinkle little sta..”
    (B) “Wow woww!”
    (I) “Row row row your boat, gent..”
    (B) “Buusss busss!”
    (I) “The wheels on the bus go round and round….”
    Begitulah, selama setengah jam setidaknya sebelum tidur, saya harus bernyanyi non-stop. Belum habis 1 bait, sudah pindah ke lagu yang lain wakaka. Alhamdulillah kadang mau diselingi shalawat juga hehe. Yang paling lucu, pernah saya harus menyanyi lagu happy birthday mulai dari happy birthday bapak, ibu, engki, enin, kakak, marina (temannya di sekolah), seño (gurunya di sekolah), cat alias kucing, sampai star. Semuanya mendadak berulang tahun malam itu 😀
    Oya, selain itu, saya juga menyiapkan gelas air putih di sisi tempat tidur, sebagai pengganti ASI untuk Bita kalau dia terjaga di malam hari. Awalnya, ritual minum air putih ini masih diawali tangisan. Tapi lama-lama tangisnya pun reda, bahkan tidurnya juga lancar tanpa interupsi lagi hingga pagi.
    .
  3. Untuk mengurangi tantrum di jalan, maka sepanjang jalan pulang ke rumah setiap harinya saya juga harus menyanyi. Masalahnya, karena pulang sekolah dengan kakaknya, maka request lagu pun bertambah dari 2 orang. Mulai dari lagu biasa sampai lagu naik kereta api yang harus di bahasa Inggris-kan. Modyarr, sampai pusing pala ibu barbie mendadak jadi translator… -_-
    .
  4. Setelah tepat 2 tahun, saya juga mulai menyibukkan Bita dengan berbagai macam kegiatan. Pokoknya segala sesuatu yang membuat dia lupa akan ASI. Ajak main sana, ajak makan ini, ajak gambar itu, dll dsb.

Alhamdulillah, setelah 2 tahun frekuensi menyusunya mulai berkurang. Tantrum (karena ASI)-nya juga sudah jarang kumat. Saya pun semakin percaya diri kalau Bita sudah bisa disapih tidak lama lagi.

Tepat tanggal 26 Maret 2015, di usianya ke-2 tahun lebih 1 bulan dan 1 minggu, Bita pun saya berhentikan dari ASI secara total. Nggak ada cara khusus, hanya mengulangi semua yang saya lakukan di poin ke 1-4. Saya alihkan perhatiannya, kalau mulai ingat lalu saya ceritakan lagi kalau nenen itu untuk bayi, dan dia pun menerima. Ada beberapa tangisan tapi alhamdulillaah tidak sampai tantrum. Itu pun hanya 1-2 hari. Meskipun begitu, saya belum berani mendeklarasikan adik Bita sudah benar-benar disapih sampai dia yang menerima sendiri. Ternyata juga tidak butuh waktu lama. Tidak sampai sebulan, adik Bita sudah bisa ngomong, “No nenen? For baby?” lalu kembali asik sendiri. I’m a proud mom! :’)

Sekarang, saya pun pensiun (sementara, aamiin!) dari menyusui setelah 3 tahun dan 11 bulan lamanya… Ada rasa kehilangan? Jelas. I miss those precious moments. Meskipun juga ada rasa legaaa, akhirnya pensiun sudah pakaian dalam-pakaian dalam butut untuk menyusui itu wkwkwk.

Bagaimanapun, ini adalah salah satu tahapan dari setiap perkembangan anak kita bukan? Ada masanya mereka hanya bisa tidur, lalu tengkurap, duduk, merangkak, merambat, berjalan dan berlari… Juga ada masanya mereka bergantung hanya pada ASI, MPASI, makan seperti orang dewasa, lalu lepas dari ASI… Cepat atau lambat, semuanya pasti akan terjadi.

Because life is actually a series of moments. So, cherish every moment at every stage of your journey and be ready to move onto the next one 🙂

3 hari setelah disapih.. dapat hadiah eskrim :)

3 hari setelah disapih.. dapat hadiah eskrim 🙂

Salam semangat ASI 🙂

riana sig

32 thoughts on “Menyapih Bita: I weaned you because I love you….

  1. hebattttt :).. bisa bertahan segitu lamanya ngasih asi trus ya mba… salut ih aku… sama kayak mbak ku juga… bisa bertahan 2 thn full nga sih asi, tp anaknya cuma 1.. kamu ampe 2 anak 😉 . Aku sndiri ga ngasih asi sih ke ankku…sempet bntr, 1.5 bulan aja, trs stop.. krn aku hrs ninggalin dia lama waktu itu.. jd nya stlh balik lg, asi udh ga kluar.. Aku pribadi sih ga terlalu mentingin harus asi.. toh pas bayi dulu aku jg ga asi samasekali :D..

    Like

    • hehe makasih mbak.. iya, saya juga percaya, ASI hanya satu dari sekian banyak bentuk cinta kita terhadap anak. kalo memang kondisi tidak memungkinkan, masih banyak bentuk-bentuk cinta yang lain 🙂 ASI atau tidak, yang paling penting anak harus tumbuh dalam kasih sayang orang tuanya 😉

      Like

  2. haaaaa. anakkuuuu. udah setahun tapi masih bangun malem 2-3 kali. kalau tantrum ga bisa dialihkan kecuali nenen. tapi kalau tantrum sama mbaknya, bisa dialihkan ke hal lain. sama aku susaahhhh.. T_____T

    Like

    • persis hehe.. anakku sampe umur 2 tahun ini masih bangun 2-3 kali… sama nempelnya itu yg nggak tahan, aslik berjam-jam. jadi sering ketinggalan sholat subuh karena kalo dilepas bakal langsung tantrum 😥 semangaaaattttt, sering2 dialihkan sama ibunya, diajak main keluar.. biar kalo tantrum gak harus selalu ASI jawabnya 😀 terutama ketika sikon tidak memungkinkan.

      Like

  3. selamat dan sukses menyapih bita… sy juga lebih cepat menyapih anak saya yang kedua pas ada kesempatan sy pergi diklat 2minggu dan gak terlalu susah karena mau juga nyambi dgn susu formula.

    Like

    • alhamdulillaah.. terima kasih ya mbak 🙂 wah enak ya bisa pas ada diklat, saya juga sempat bilang sama suami sebelum nyapih, “apa aku liburan sendiri aja ke luar kota?” haha.

      Like

  4. Aku masih nyusuin tandem mak, yg gede umur 29m, yg kecil 1m.. huaaaa.. Yg besar sempat sapih sebentar menjelang kelahiran adiknya. Eh pas adiknya lahir, lihat adiknya nenen, dia jadi nenen lagi…kyaaa.. gagal deh sapihan aku.. Hiks

    Like

    • saya juga sempet hampir kejadian kaya gitu mak… begitu kakaknya liat adiknya nyusu pertama kali, langsung nangis2 dia.. tapi gak saya turutin.. karena waktu itu saya mikirnya, dia sudah memutuskan berhenti sendiri 3 minggu yang lalu. berarti kan everything should be fine dan ini hanya tangisan jealous yg manusiawi. eh bener, cuma sekali itu aja nangisnya. setelahnya gak pernah nangis lagi tiap liat saya nyusuin adiknya.

      salut deh sama emak, semoga dimudahkan ya mak.. kalo mau nyapih lagi juga semoga dilancarkan tanpa drama 🙂

      Like

  5. Salut buat mak yang berjuang untuk memberi ASI sampai weaning with love gitu. Pasti gak mudah ya mak? APalagi sambil hamil masih nyusuin juga. Hebat lah Mak satu ini 🙂

    Like

  6. manteppp *angguk2…iya ini kalo malam pengen nyusu malem gmna itu mak…dia pastinya kebangun kan ya? trus gendong dan dipaksauntuk tidur lagi?
    *lagi belajar yg mau 2 tahun

    Like

    • kalo saya, lebih milih untuk sebisa mungkin tetap di tempat tidur mak.. jadi dikasih air putih, untuk ganti nenen, habis itu di elus-elus ato di puk-puk.. selain menghindari kebiasaan, berat juga ya mak gendong anak 2 tahun.. mana kita lagi ngantuk pula hehe 😛

      Like

    • Halo mbak Niee, maaf telat bales… Saya nggak menjadwalkan susu mbak, semau anaknya aja… Jadi kadang sehari ada yg minum susu berkali-kali, ada juga yang seharian sama sekali enggak 😀
      Yang penting makanannya tetap sebisa mungkin dijaga 🙂

      Like

    • Bener banget Mak, kadang gak tegaan itu yang bikin kita mundur.. Tapi kalo saya pribadi saya mantepin dulu, kalo dirasa lebih banyak manfaatnya untuk berhenti, ya berhenti aja.. Dikuat-kuatin hehe. Yang susah, suami yang gak tega.. Makanya ini saya proses sapih hari 1-3, pas bapaknya anak-anak lagi dinas ke luar 😀

      Like

  7. Anakku yang kedua malah parah 😀 sampai umur 4 tahun ASI, kebetulan juga ASIku lancar jaya meski saat itu ngantor (sering mompa di kantor). Berhenti sendiri minum ASI karena waktu itu udah mulai masuk sekolah, dan malu sama teman-temannya 😀

    Like

    • Uwoooo.. mantep banget itu mak InJul masih lancar sampai 4 tahun.. Saya ngerasa lebih banyak mudharatnya kalo ni anak lanjut nenen Mak, akhirnya mantap berhenti aja 😀

      Like

  8. Assalammu’alaikum mb riana, slm knal y. Udah lm lhoh aq stalking (atau apalah istilahnya) blogny mb. Seru ktika mmbacanya 😊. Oiy, knal lagu pusing pala brbie jg to mb 😀
    Slmt mnjlnkan ibadah puasa y. Liat brta di tv, puasa dsna lbih lm y??

    Like

    • Alaikumussalaam.. Wah senang sekali Bunda Hanung berkenan baca blog saya.. Makasih banyak ya…. Hehe, pernah 1-2 kali niat liat lagunya di youtube mbak, hadeeehh malah tambah pusing wkwkwk 😀

      Sama-sama, selamat menjalankan ibadah puasa juga ya mbak.. Kami disini mulai dari jam 5 pagi sampai 10 malam… Suhunya pun di tempat saya lumayan mbak, di atas 40 derajat terus.
      Tapi saya kali ini terpaksa absen lagi, insya Allah Bita mau punya adik 🙂 Hanya bisa support suami deh, kesian tiap pulang kantor bawaannya lemes padahal bukanya masih 4 jam lagi 🙂

      Like

  9. Wah Mbak… Keren banget ini teknik buat nyapih si dedek. Keponakanku ada yang sampai umur 3 tahunan belum disapih. Dia sering ngamuk juga kalau gak dikasi ASI, jadi mamanya masih ngasi ASI buat dia. Mungkin cara ini bisa aku tunjukin ke mamanya ntar 🙂

    Btw, salam kenal dan izin follow ya, mbak 🙂

    Like

  10. Mbak Riana. kasih masukan dong. waktu mbak menyusui disaat hamil, kendalanya apa saja? trus tips-tipsnya? anak saya skrg masih 18m sementara saya sekarang lagi hamil lagi sudah 5w. mertua dan mama saya sangat melarang saya mbak menyusui di saat hamil. Ga tega nyapih si kecil disaat seperti ini.
    Thanks before mbak

    Like

  11. Ah kerennya mbk ri, anak saya yang pertama berumur 21 bulan masih ASI sekarang saya hamil 7minggu…si sulung kalau malam masih susaaaaaaaaaahhh sekali lepas dr nenen, wlpun bisa tidur dari nenen tapi tengah malam pasti terbangun dan minta nenen….saya akui, saya agak gak tega karena tepat bulan ini pula, dia berhasil toilet training tanpa saya rencanakan sebelumnya…mau menyapih kok ya ga tega dan seprtinya susaaaaaaaaaahhh…….tolong aku mbak, tolong aku…hehehe

    Like

    • selamat untuk kehamilannya ya mbak.. 🙂

      hmmmm… emang agak dilema yaa.. sebaiknya memang satu2.. toilet training sendiri.. sapih sendiri.. kasian anaknya..

      mungkin bulan depan aja dicoba lagi mbak.. sambil sounding2 aja dari sekarang.. bilang kalo nenen itu untuk adik bayi, dll.. insya Allah masih ada waktu.. kan baru 21 bulan sekarang 🙂

      semangat semangaatt!

      Like

  12. asl. mbak…salam kenal. Saya baru baca tulisan mbak ini…sangat telat ya, he..he.. :). dan saya samoe nangissss…krna saya lg ngalamin persis., anak kedua lagi tantrum stlh di sapih asi..Ini udah 3 mingguan..kalo terbangun tengah malam,ngamuk marah2…dan mukul2 umminya 😥 . Di peluk,di gendong gak mau. Jadi seringnya saya biarin aja di nangis sambil marah2 gitu…ntar jg capek sendiri.Biasanya kalo udah capek nangis hampir sejam dia minta minum air putih trus bobok lagi. Tapi..kdg ada saat2nya saya stresss..menghadapi nya, di tambah lagi Zidan ini sehari2nya makannya gak slalu bagus. Doain ya mbak…kita berdua(saya&zidan) bisa melewati masa2 ini dengan sabar dan cinta….. :). Oya..kiss&hug buat anaknya ya mbak…

    Like

Leave a comment