Dear My Third Daughter…

Alma Newborn 2

Alma sayang, pagi ini kembali menyisakan kita berdua.

Kelopak matamu tertutup sempurna, diiringi dengkur halus dalam rengkuhan. Bagaimana rasanya tertidur di pangkuan Ibu, nak? Apakah sama nyamannya dengan rumah buaianmu di dalam sana?

Sebelum Ibu mulai, mungkin Ibu harus mengawali dengan ini.

Pertama dan yang paling utama: Ibu sayaaaang sekali sama Alma, I really do ❤

Suatu hari nanti, jangan sekali pun terlintas bahwa cinta dan sayang Ibu terhadapmu berbeda ya? Iya, betul, Ibu memang sudah punya dua gadis kecil sebelum kamu. Tidak kurang cinta dan kasih sayang Ibu kepada mereka berdua, yang mungkin kemudian menimbulkan tanya, mampukah Ibu untuk mencintai satu orang gadis kecil yang lain?

Alma sayang,

Agar kamu tahu, Ibu menantikan kehadiranmu semata-mata karena Ibu menginginkan seorang amanah lagi yang bisa Ibu jaga. Bukan… bukan karena dorongan dari pihak lain, dan bukan karena Ibu mendambakan kehadiran yang lain selain dari gaun-gaun berenda atau buku cerita hello kitty dan tuan puteri. Rumah kita memang sudah penuh dengan ungu dan merah jambu, tapi hey, Ibu tidak pernah merasa bosan 🙂 Ibu menginginkanmu, sebagaimana kamu memilih Ibu untuk menjadi Ibumu.

Kedua, sepertinya Ibu harus minta maaf.

Apa yang kamu pakai, apa yang kamu miliki, mungkin bukan dari tangan pertama. Jangankan tangan kedua, sebagian mainan itu bahkan lungsuran tangan ketiga.

Ibu sudah mengalami pasang surut 5 tahun berkawan dengan demam, pilek, tangisan tanpa alasan, insiden ompol, buku-buku parenting, dan ratusan cerita karangan pengantar tidur. Dunia Ibu jungkir balik, dan Ibu belajar banyak hal dari situ. Bahwa yang paling utama: memiliki anak ternyata tidak semudah yang dibayangkan.

Dan karenanya, Ibu berubah. Mungkin Ibu tidak sama seperti Ibu yang dulu, ketika kakak Raya dan teteh Bita masih bayi.

Inilah Ibu yang sekarang.

Maafkan kalau kamu merasa terabaikan. Mungkin fokus Ibu ketika menyusuimu tidak lagi sama ketika Ibu pertama kali menyusui kakakmu. Ada piring yang harus dicuci, ada sayur yang harus dimasak, ada cucian yang harus diangkat, dan terlebih… ada 2 makhluk kecil lain yang harus diurus.
Mungkin kamu terlihat berbeda dengan baju-baju bekas, dengan mainan yang tidak baru, dan dengan standar kebersihan di bawah rata-rata. Maafkan Ibu yang membiarkanmu dengan diaper kotor lebih lama daripada kakak dan teteh, ya.

Tapi yakin lah, bahwa Ibu tidak mengabaikanmu. Tidak dan tidak akan pernah.

Karena tahukah Alma, sayang? Ada sesuatu yang benar-benar baru untukmu. Yang dengannya kamu tidak perlu berbagi dengan siapapun.

Cinta.

Ibu punya banyak cinta.

Dan cinta Ibu terhadapmu adalah cinta yang baru. Jangan khawatir, Ibu punya cinta yang istimewa untuk Bapak, yang hanya dia yang tahu. Sebagaimana cinta yang Ibu berikan pada kakak Raya jauh sebelum jerit tangisnya terdengar di dunia. Seperti cinta yang Ibu hadirkan dalam tiap detak jantung teteh Bita. Hanya mereka yang tahu… Hanya mereka yang tahu.

Serupa itu lah cinta yang mengalir dalam darahmu.

Cinta yang Ibu miliki untuk kamu, hanya ada di antara kita berdua. Tenang saja Alma sayang, semua cinta Ibu tak akan habis. Semua selalu terasa istimewa, untuk orang-orang yang semuanya istimewa.

Alma sayang,

Kedatanganmu memang sudah mengubah hidup Ibu dan semua. Lebih lelah? Jelas. Tapi kami semua belajar. Bahwa dari kelelahan itu, ada energi baru yang kamu bawa. Ada cinta baru yang juga kamu hadirkan.

Tidur lah sayang… Tidur yang nyenyak…. Masih ada segunung cucian kering yang harus Ibu lipat hari ini 🙂

Dari yang selalu mencintaimu,

 

Ibu.

 

27 thoughts on “Dear My Third Daughter…

    • iya mbak Nena, gak ada cinta yang bekas… atau lungsuran… atau terbagi… karena benih cinta yang baru itu muncul begitu saja ketika test-pack menunjukkan tanda positif 🙂

      Like

      • setuju! saat hamil ke-3 yang tidak direncanakan, saya merasa jantung berdegup keras karena kaget, dan otot muka yang tanpa saya kehendaki tertarik melebar…..sebuah senyum yang aneh…rasanya pengen lihat muka saya sendiri seperti apa waktu itu 🙂

        Like

  1. Aaah manisnyaaa :”)

    Dan suka sekali bagian yg ada buku cerita helo kiti nya 😀 menggambarkan apa yg dirasa di sini juga 😀 menginginkan amanah lagi, dan ga mesti yg berbeda dgn yg sebelum2nya 😀

    Salam kenal yaa Alma, bayi manis yg sangat beruntung dikelilingi banyak cinta

    Like

  2. aih.. so sweet… saya juga menjelang kelahiran anak kedua dengan jenis kelamin sama dengan kakaknya.. sudah terbayang bakal banyak pake barang lungsuran 😛

    Like

  3. Aku belum punya anak (lagi usaha lebih tepatnya) tapi mata mendadak hujan baca ini T_T

    Inget ibuku, anaknya 3 perempuan semua dengan jarak yg dekat. Masa kecil kami drama banget lah. Apalagi bapak yg jarang pulang karena kerjaan makin menambah drama di rumah 😀

    Luar biasa memang ibu2 yg memiliki 3 anak dalam waktu yg cukup berdekatan. Semoga selalu sehat dan sabar.

    Insya Allah Raya, Bita, dan Alma kelak jadi wanita solehah ya mbak. Senantiasa di jalan Allah dan menyenangkan hati orang tua. Amin.

    Like

    • Mbak Annisa, makasih udah mampir ke sini… Aamiin aamiin, juga terima kasih untuk doa dan semangatnya… Insya Allah nanti akan ada waktunya juga untuk mbak Annisa… Raya baru lahir setelah 5 tahun kami menikah, Mbak 🙂

      Like

  4. Mbaaaak 😦
    Terharu bacanyaa, saya belum menikah, masi lajang. Saya belajar banyak hal dari tulisan2 mbak Riana. Banyak ilmu ttg parenting. Mbaak makasii utk tulisan2 yg terlanjur menginspirasi 🙂

    Like

Leave a comment