“Ibuuuu… ibuuuuuu!” kata Raya sambil setengah berlari masuk ke kamar.
“Gooone! It’s gone!!” tambahnya lagi sambil menunjuk-nunjuk ke luar.
” ?)?=#!()///& gone! Bapaaakkk &/&/%/&¤&%¤.”
Suami saya memang baru saja membuang beberapa rak ke ruangan sampah, sehingga apartemen jadi terasa kosong dan membuat Raya bertanya-tanya.
“Ya Raya, Bapak threw the cupboards. Because we will move, Raya.”
“Muf (move)?”
“Ya, to Spain. It’s far from here. We’ll go there by airplane.”
” Epen (airplane)? Faayy (fly) “#¤%&/()=. Gone “#¤%&/( Babaaayyy! (bye bye)!” katanya. Sesimpel itu lah pikiran anak batita berumur 2,5 tahun ini. Bahwa kami akan pindah, dan itu artinya “Bye!”, selamat tinggal =)
——-
Apartemen yang sekarang kami tempati ini beralamat di Kalendervägen 48. Kalendervägen artinya adalah: Jalan Kalender 🙂
Kami tinggal di Kortedala, di kawasan pinggiran di kota Göteborg. Ketika kami pindah kesini, mayoritas masih dihuni oleh penduduk asli Swedia. Sekarang, sudah makin banyak imigran yang tinggal disini.
Ini adalah tempat tinggal kami setelah sebelumnya tinggal di basement rumah orang selama 3 bulan dan di studio apartemen di atas bukit selama 1 tahun. Mencari apartemen di Swedia, terutama di kota besar seperti Stockholm dan Göteborg memang sangat suliiiiiiittt. Alhamdulillah, setelah mengantri selama 1 tahun itu, kami bisa tinggal disini, di apartemen berkamar 1 sejak tanggal 1 Januari 2010.
Kami tinggal di lantai 1 dari total 9 lantai. Luas apartemen kami 53 m2, dengan balkon berlapis kaca. Enak untuk duduk-duduk saat summer. Tapiiii kalau musim dingin datang, maka balkon itu pun berubah fungsi jadi lemari es hehe. Lumayan, irit tempat di lemari es dan gak perlu susah-susah mengeluarkan isi sayur dari dalam panci karena biasanya saya langsung menaruh sayur sekaligus pancinya di balkon supaya awet =))
Tinggal di apartemen di Swedia sangat enak. Meskipun sewanya mihiiiil (kalo di kurs-kan ke rupiah hehe), tapi dibanding cerita temen-temen saya di Eropa yang lain, kayanya Swedia ini yang paling standardized. Semua apartemen di Swedia sudah dilengkapi dengan kompor, kitchen cabinet, dan kulkas! Jadi gak perlu repot-repot beli isi dapur yang besar-besar. Sistem penghangat ruangan juga tersentral dan termasuk dalam biaya sewa. Air baik panas maupun dingin selalu tersedia, juga termasuk dalam biaya sewa. Pokoknya tinggal bayar listrik aja deh. Itupun, tagihan listrik baru dikenakan pada apartemen yang minimal berkamar 1. Jadi waktu saya tinggal di studio, saya gak pernah bayar listrik. Oya, di dalam kamar tidur juga sudah ada lemari built-in. Juga (biasanya) di depan pintu untuk gantung-gantung jaket. Pokoknya enak lah, gak ribet dan semua standar =)
Untuk urusan cuci baju, di tiap 1 gedung apartemen juga disediakan 1 ruangan lengkap dengan mesin cuci, mesin pengering, dan ruangan jemur. Sistemnya pilih jadwal, jadi kita bisa pilih di tanggal dan jam berapa kita mau pakai mesin cuci. Caranya dengan menaruh kunci di papan yang sudah disediakan. Ini contohnya, yang di pinggir kiri adalah pilihan jam (08-11, 11-14, dst) dan yang di atas adalah pilihan tanggal.

Raya ikut bantu cuci baju 😀
Oya, suasananya juga sangat tenang dan menyenangkan. Banyak tempat bermain anak-anak yang memang disediakan oleh pengelola. Juga di belakang apartemen kami ada hutan kecil. Kalau beruntung bisa ketemu “bambi” lho! Tupai sih sering banget lompat-lompat. Kelinci hutan juga pernah. Nah, kira-kira 500 m dari apartemen, ada halte trem. Memang agak jauh dan menanjak, tapi kami sudah cukup senang dan merasa well-connected.

hutan di belakang rumah, ketika bersalju.
Tak terasa, ternyata sudah hampir 4 tahun kami tinggal di sini. Well, it may not be the best place for others, but it is for us. Bahkan rumah kami di Pondok Aren pun hanya sempat ditempati selama 1 tahun (1 tahun long distance suami-istri Jkt-Bandung), 1 tahun menempati, kemudian pindah ke Swedia. Tahun lalu dijual pula hehe. Jadi gak salah kalau memang kami merasa punya ikatan dengan apartemen Kalendervägen ini. Kalau kata Bapaknya anak-anak,
Apartemen ini hebat ya? Sudah melahirkan 1 doktor, 1 master, dan 2 putri kecil. Semoga kelak yang menempatinya adalah orang yang baik…. lebih baik dari kita….
Good bye Kalendervägen 48… Thanks for all the tears and joys we’ve shared. Siyuuugeenn (see you agaiiinn), kata Raya. Who knows? =)
masyaAllaah, selalu sukaaaa banget sama tulisannya mba riana 😀
Salam kenal mbaaa, saya ayu 🙂
LikeLike
membaca nya serasa hanyut dalam suasana…
LikeLike
terima kasih mbak.. iya saya menulisnya juga penuh perasaan.. sudah cinta sama apartemen kami yang ini sebenarnya 🙂
LikeLike
wah serasa ikut menjadi bagian keluarga mak riana. Senang dengan tulisannya. Salam kenal mak. http://www.kulinerwisata.com
LikeLike