Beberapa bulan lalu, saya dikagetkan dengan sebuah gambar yang diambil dari toko buku. Gambar ini kemudian sempat ramai di beberapa social media. Setelah saya hampir lupa dengan gambar tersebut, tiba-tiba seorang senior di facebook mengupload gambar yang nyaris sama. Mau tahu gambar apa? Ini dia…
Haaahh? Buku panduan supaya lolos masuk TK? Jadi masuk TK pun ada tesnya?
Saya benar-benar kehabisan komentar sepertinya. Apa daya, kualitas pendidikan yang tidak merata dan kesenjangan sosial di Indonesia mengakibatkan adanya labelisasi sekolah unggulan dan non-unggulan, favorit dan non-favorit. Dan seperti biasa, segala sesuatu yang dianggap unggul dan favorit, peminatnya pasti banyak. Maka dari itu mungkin secara alami harus terjadi seleksi dalam penerimaan murid.
Tapi seleksi dengan tes? Anak TK? Taman Kanak Kanak??? Duh…
Saya belum sempat bercerita tentang pengalaman sekolah Raya di Swedia, tapi kali ini, saya akan berbagi pengalaman tentang sistem seleksi penerimaan murid di Spanyol.
Lho, jadi di Spanyol juga ada seleksi? Ya, ada! Untuk semua jenjang pendidikan hingga SMA. Bahkan untuk masuk daycare (0-3) tahun pun mereka menerapkan sistem seleksi yang sama. Begini sistemnya…
Pemerintah (khususnya dalam hal ini Junta de Andalucia/Propinsi Andalusia), menerapkan beberapa tabel kriteria dengan bobot poin yang berbeda. Pertimbangan yang dijadikan kriteria adalah:
Adanya saudara kandung yang bersekolah dan/atau adanya orang tua yang bekerja di sekolah tersebut.
(Lho, KKN dong? Bukan begitu… Ini dimaksudkan atas dasar kenyamanan dan keamanan dalam keluarga. Kalau semuanya kumpul di sekolah yang sama, segala sesuatunya akan lebih efisien kan?)
- Kedekatan jarak antara rumah calon murid atau tempat kerja orang tua dengan sekolah tersebut.
(Lagi-lagi pertimbangannya kemudahan baik bagi ortu maupun si anak. Karena disini gak ada pembantu, otomatis yang mengantar-jemput anak pasti orang tuanya. Kalau jarak rumah dan sekolah jauh begitupun dengan tempat kerja ortu, kasihan dong si anak harus menunggu lama di sekolah. Utamanya lagi, tentunya dalam aspek emergency. Kalu terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, semuanya bisa lebih cepat tersambungkan.)
- Adanya anggota keluarga yang berkebutuhan khusus.
(Ya, inipun jadi pertimbangan. Dengan adanya anggota keluarga yang berkebutuhan khusus, perhatian terhadap si anak di rumah dikhawatirkan berkurang. Maka dari itu diprioritaskan untuk sekolah.)
- Fakta bahwa si anak berasal dari keluarga besar (3 anak atau lebih).
- Fakta bahwa si anak berasal dari keluarga single-parent.
- Besaran pendapatan keluarga.
(Jangan salah, semakin kecil pendapatan justru mendapat poin semakin tinggi!)
Dan dari kesemua kriteria tersebut, ada kriteria khusus yang memiliki poin tertinggi. Istilahnya jalur khusus kali ya… Ini dia kriteria khususnya:
- Kondisi keluarga berisiko bagi keselamatan si anak.
- Merupakan anak korban KDRT.
- Merupakan anak korban terorisme.
Sumber: http://www.juntadeandalucia.es/educacion/vscripts/faq/doc/criterios_admision_infantil.pdf
Nah, itulah kriteria seleksi yang ditetapkan Junta de Andalucia dalam penerimaan murid baru (untuk sekolah negeri khususnya, untuk sekolah swasta, kriteria yang berlaku no. 1-5). Adil bukan? Tidak ada istilah sekolah unggulan karena kualitas pendidikannya merata. Andai Indonesia bisa seperti ini ya… Mudah-mudahan, aamiiin!
Raya sendiri alhamdulillah sudah mulai sekolah lagi sejak awal bulan ini, setelah sempat terputus pasca pindahan Swedia-Spanyol. Sebenarnya apa sih pertimbangan kami menyekolahkan Raya di usianya yang masih dini (2 tahun 7 bulan saat ini)? Pertama, karena pertimbangan sosialisasi pastinya. Dulu di Göteborg, karena kondisi iklimnya, anak-anak hanya bisa bermain di luar ketika musim panas. Maka dari itu Raya kami sekolahkan supaya dia bisa bermain dengan teman sebaya.
Sementara di Sevilla, meskipun cuaca cerah, tapi dia masih terkendala dengan bahasa. Alhamdulillah sekali lagi, karena Raya berhasil mendapatkan sekolah bilingual (Spanyol dan Inggris). Setidaknya sampai orang tuanya bisa berbahasa Spanyol, barulah mungkin kami pikir-pikir lagi untuk menyekolahkan di sekolah bilingual. Kalau sekarang, bagaimanapun orang tua harus berkomunikasi dengan gurunya kan, jadi pilih sekolah yang gurunya bisa bahasa Inggris dulu hehe (waktu di Göteborg, Raya sekolah di international preschool, jadi sedikit banyak dia sudah mengerti bahasa Inggris).
Nah sekarang intip sekolahnya Raya sebentar yuk… Ini sekolah khusus untuk anak usia 0-3 tahun, semacam preschool atau daycare lah ya. Anak-anak yang di bawah setahun biasanya mulai sekolah karena orang tuanya harus bekerja.

Ruang Kelas untuk Anak Usia 2 Tahun

Ruang Penitipan Bayi
Lengkap dengan Ranjang Bayinya

Arena Bermain

WC Mungil
Hihihi lucu ya? Sejak usia 1 tahun, anak-anak di Sevilla sudah dilatih ke toilet sendiri. Raya masih ketinggalan nih…
Semua gambar di atas, diambil dari website sekolah Raya di: http://escuelafullmoon.es/index.php
Dan sebagai penutup, here it is, the proud pre-schooler!
Ceritanya bagus, gambarnya bagus, penulis dan model anak diatas bagus tapi bukan iklan toko bagus 🙂
LikeLike
Sistem pendidikan di negara ini emang masih carut marut sepertinya… hiks 😦
Ngiri sama pendidikan di negara maju 🙂
LikeLike
mudah2an suatu saat ya mbak.. sedikit2 mulai ada perubahan, paling tidak sudah banyak sekolah yg gratis.. semoga ke depannya kualitas juga merata, aamiin!
LikeLike
seneng banget tiap kali baca tulisan mak riana… 🙂
membacanya serasa saya juga berada di sana.. dan liat wc mungil gitu jadi ingat main the sims
LikeLike
hihi emang ada wc mini di the sims ya mak? udah lama saya gak main the sims :))
makasih ya mak udah sering mampir sini 🙂
LikeLike
Lho kenapa kok Raya masih ketinggalan toilet training?
LikeLike
hehe, sama2 mak.. 🙂
bukan wc sih mak.. potty chair warna merah.. tapi bentuknya mirip wc di atas..
LikeLike