
Majalah Ummi edisi Bulan Januari 2015
*)
Sevilla adalah kota yang paling indah di Spanyol. Orang Spanyol sendiri seringkali mengibaratkannya dengan wanita yang elegan dan cantik. Selain itu, kota ini adalah salah satu kota yang dibangun pertama kali oleh bangsa Romawi. Jangan lupa, Islam pun pernah berjaya di tanah ini selama 4 abad lamanya. Tak pelak lagi, semua itu menggoreskan sejarah yang sangat luar biasa di sana.
Kota Sevilla dapat disebut sebagai kombinasi dari berbagai peninggalan masa lalu. Monumen dan gang-gang sempit penuh cerita tersebar di segala penjuru kota. Di antara semua peninggalan itu, ada satu yang paling menonjol dan menjadi simbol utama kota. The Alcazar of Seville atau Reales Alcázares de Sevilla adalah sebuah istana kerajaan di Sevilla, Spanyol.

Kompleks Alcazar dilihat dari atas
Siang itu, saya dan keluarga yang baru saja pindah ke kota ini memutuskan untuk mengeksplorasi keindahan Alcazar. Mengunjungi istana tersebut, tentu saja tidak dapat terlepas dari latar belakang sejarah yang menyelimutinya. Awalnya, Alcazar dibangun oleh bangsa Romawi sebagai basilika atau gereja kristen. Ketika muslim menaklukkan Sevilla di tahun 844, mereka memutuskan untuk mengubah gedung tersebut menjadi benteng sekaligus istana. Kata Alcazar sendiri merupakan kata serapan Spanyol dari bahasa Arab ”Qasr” yaitu istana benteng.
Tak sulit untuk mencapai ke Alcazar. Istana ini berada di tengah kota Sevilla, berdekatan dengan katedral kota. Pintu masuk ke dalam istana Alcazar dapat dicapai melalui Plaza del Triunfo. Gerbang utamanya disebut dengan The Lion’s Gate atau gerbang singa. Nama yang sudah saya kira, karena gerbang tersebut berhiaskan mosaik keramik yang membentuk figur seekor singa. Untuk dapat masuk kesini, pengunjung dikenakan tarif sebesar 9,5 euro.

The Lion Gate
Meskipun Alcazar saat ini sudah berubah menjadi istana kerajaan, tembok kokoh dan tinggi yang memagarinya membuat orang masih mengira bangunan tersebut sebagai benteng. Pada perkembangannya di abad ke-11 lah, Alcazar diubah total peruntukkannya menjadi istana. Kekhalifahan yang memimpin saat itu, Al Muwahid, memberi nama kepadanya istana Al Mubarak. Konon, istana ini merupakan salah satu contoh terbaik sisa arsitektur Bangsa Moor, bangsa yang membawa Islam masuk ke Eropa.
Alcazar termasuk dalam situs warisan dunia yang dilestarikan oleh UNESCO sejak tahun 1987. Selain itu, istana ini adalah istana tertua di Eropa yang masih difungsikan sebagai bangunan kerajaan. Hingga saat ini keluarga kerajaan Spanyol masih kerap menggunakan tempat tersebut untuk beragam acara.
Bagian atas Alcazar pun merupakan tempat tinggal resmi keluarga kerajaan ketika melawat ke Sevilla. Khusus untuk tempat ini ada pasukan khusus yang setiap hari menjaganya. Jika mau, kita bisa menambah 3,5 euro untuk melihat ke dalam. Sayangnya, pengunjung tidak diperbolehkan untuk mengambil foto disana.
Setelah memasuki gerbang, saya disambut dengan halaman pendopo yang luas. Tata letaknya mengingatkan saya dengan pendopo keraton di Yogyakarta. Halaman ini dahulu digunakan sebagai tempat penjagaan benteng oleh para prajurit Al Muwahid. Kejutan sebenarnya ternyata sudah menunggu saya setelah itu. Tibalah saya di sebuah void terbuka berupa taman dan kolam. Patio de las Doncellas atau The Courtyard of the Maidens, begitulah bagian ini dinamakan. Secara harfiah, artinya adalah taman para perawan. Sungguh indah dan menakjubkan.

The Courtyard Maiden – Taman Para Perawan
Taman dan kolam ini dikelilingi dengan ruangan-ruangan yang ditopang dengan pilar dan lengkungan tapal kuda. Bercirikan khas arsitektur muslim dengan ukiran yang bahkan masih berlafalkan bahasa Arab. Yang unik, di bagian atas patio tersebut terdapat desain tambahan yang dibuat oleh Raja Charles V dengan gaya Italian Renaissance. Meskipun demikian, unsur Islam tetap terasa lebih mendominasi.
Tak lama setelah pembangunan istana selesai, Sevilla memang kembali jatuh ke kerajaan katolik Spanyol. Pada tahun 1364, Raja Pedro I, penguasa saat itu, memutuskan untuk merenovasi kembali Alcazar. Sang raja begitu kagum pada arsitektur islami yang ada pada istana tersebut. Akhirnya, ia pun mempekerjakan pekerja muslim yang ada di Andalusia supaya kecantikan istana itu tetap terjaga. Hasilnya adalah kombinasi yang luar biasa antara arsitektur Islam dengan gotik, renaissance, dan baroque.

Perpaduan arsitektur Islam (kiri atas) dan Gothic (kanan)

Fasad yang mengelilingi The Courtyard Maiden, Khas Arsitektur Islam
Bagian lain yang juga membuat saya kagum adalah sebuah aula yang dinamakan Hall of Ambassadors. Ruangan ini tepat berada setelah patio. Dinding-dindingnya dipenuhi oleh ukiran-ukiran indah. Aula ini merupakan pusat dari istana. Bagian atasnya ditutupi dengan kubah megah dari kayu yang berlapis emas. Kubah ini bahkan dibangun setelah masa kejayaan Islam berakhir. Dekorasi mosaik pada kubah tersebut sungguh memanjakan mata. Tak bosan rasanya saya berdiri disana mengagumi keindahannya.

Dome – The Hall of Ambassadors
Keluar dari aula tersebut, saya lalu disambut dengan taman istana yang sangat luas. Jauh lebih luas dari istana itu sendiri. Di satu sisinya, terdapat kolam-kolam sementara di sisi lainnya adalah taman yang dipenuhi bunga, pepohonan, dan juga komplek labirin. Sambutan yang sangat menyejukkan setelah puas mengagumi keindahan bangunan Alcazar.

Taman Istana Alcazar
Bau buah jeruk dari pohon-pohon yang tumbuh rimbun tersebar di mana-mana. Suara air mengalir di berbagai air mancur menambah keindahan taman ini. Melengkapi Alcazar yang merupakan maha karya arsitektur. Sungguh mempesona mengingat semuanya ini dibangun ratusan tahun yang lalu.
Mengunjungi Alcazar telah memberi penjelasan tersendiri pada saya tentang berbagai periode besar sejarah Spanyol dan Sevilla. Di atas semuanya, bangunan ini adalah salah satu contoh terbaik dari kejayaan Islam dari abad ke-10. Mengingat itu, rasanya tak salah jika saya ikut merasakan kebanggaan sebagai seorang muslim. Membuat saya bermimpi, andai saja kejayaan itu kembali kita genggam.
*) Naskah asli sebelum dipublikasi di rubrik Jalan-jalan majalah Ummi bulan Januari 2015
Reblogged this on Nugraha Eka Hardana.
LikeLike
wah bagus dan menarik
LikeLike
Bagus bangeeet, masya Allaah 🙂
LikeLike
banget mbak, apalagi Alhambra di Granada 🙂
LikeLiked by 1 person
https://en.wikipedia.org/wiki/Islam_in_Spain
LikeLike
Pingback: ALCAZAR, SEVILLE. – Studi Islam 2 Farmasi 2A 2016 kelompok 11