Bahwa selama 1,5 tahun ini kami menerima tamu lebih sering daripada 5 tahun di Swedia, bisa jadi benar adanya. Mungkin karena di Göteborg, kami cenderung harus “rebutan” dan berbagi untuk bisa disinggahi tamu 🙂
Ada cukup banyak warga Indonesia di Göteborg, mulai dari warga yang menetap hingga mahasiswa yang kuliah. Sementara di Sevilla, warga Indonesia bisa dihitung dengan jari. Itupun yang sekeluarga paspor hijau semua cuma kami hehe.
Alhamdulillaah sudah cukup banyak orang yang pernah mampir ke Sevilla. Sebagian besar menginap dan merupakan traveller. Ada yang sendiri, ada yang dengan teman-teman, ada yang dengan keluarga. Suatu waktu, sambil melihat foto para tamu yang sempat singgah di tempat kami, kadang saya berpikir… Masih kah mereka-mereka ini, mengingat kami? Mengingat lho yahhh, bukan berarti ngarep gimana-gimana hehe 😉 Maklum, sebagian besar yang singgah di tempat kami biasanya baru kami kenal saat itu juga. Entah disambungkan dengan teman, temannya teman, atau bahkan nyasar lewat blog seperti bapak-bapak dari PT. DI 😀
Nggak heran, karena Sevilla adalah salah satu kota yang jadi tujuan banyak orang untuk travelling. Apalagi di kala liburan seperti paskah atau musim panas. Kadang hampir tiap minggu rumah selalu kedatangan tamu. Entah itu menginap atau sekedar mampir beberapa jam. Mbak Hanum Salsabiela pun sempet mampir ke tempat kami 🙂
Lalu setelah itu, saya pun jadi teringat kembali… Suami saya duluuu sekali sempat membuat note tentang marbot atau penjaga masjid di kala waktu mudik tiba. Ya, di tengah hiruk pikuk mudik, ada satu orang yang terkadang luput dari perhatian.
Mengenang masa-masa mudik antar propinsi dulu, biasanya kami sering berhenti agak lama di tiap masjid yang dikunjungi. Selesai sholat dilanjutkan dengan sekedar meluruskan badan atau berganti pakaian. Sering kali dalam persinggahan itu, saya melihat marbot-marbot yang sebenarnya tinggal di tempat lain dan tidak/belum bisa pulang kampung. Mereka-mereka ini yang kemudian menunjukkan di mana tempat wudu, dimana toko terdekat, atau pertanyaan standar seperti, “Pak, kota X berapa kilo lagi ya?”.
Lalu dengan senyum, mereka mengantarkan kepergian kita menuju ke kampung halaman sungguhpun mereka sendiri urung bisa melakukannya. Mengantarkan dan melepas kita berlalu…memulai lagi ratusan kilometer, menuju canda tawa di hari Lebaran dengan sanak dan saudara..
Terkadang… di kehidupan kami sekarang, saya merasa ada kemiripan antara kami dengan para marbot tersebut 🙂 Disinggahi oleh banyak orang yang biasanya dalam perjalanan panjang. Meneruskan perjalanan dari kota kami ke kota atau negara lainnya. Seringkali saking bahagianya saya dikunjungi, tercetus dalam batin saya, ‘Seandainya saja…. si anu atau mbak ini atau dek ini tinggal di Sevilla…” 🙂

Diantara para tamu kami selama 1,5 tahun di Sevilla (dengan beberapa foto lain yang belum dimasukkan hehe)
Semoga dari sekian orang yang telah mampir merasa ridho, dan karenanya Allah memberikan berkah-Nya kepada kami, aamiin..
Seperti yang satu ini, adalah berkah dari salah seorang yang pernah bertamu, sahabat kami di Enschede, NL. Kebetulan Mbak dan Mas yang satu ini sudah lama dikenal oleh suami saya, sementara saya sendiri baru mengenal mereka ketika tahun lalu singgah ke tempat kami bersama 2 jagoannya. Btw, mbak yang baik ini termasuk dalam salah satu list yang pernah saya andai-andaikan tinggal di Sevilla hehe 🙂
Minggu kemarin, paket yang seharusnya menjadi belanjaan saya pun datang. Sementara tagihannya yang saya tunggu-tunggu, malah nggak datang-datang. Ternyata, 8 buah tempe, terasi, dan kerupuk yang saya nanti pun sukses beranak pinak dengan segala macam oleh-oleh dari Belanda. Alhamdulillaah.. jazakallahu khairan wa ahsanal jaza :’) :’) :’)
Terima kasih banyak ya Mbak, Mas atas kebaikan hatinya.. You know who you are 😉 Semoga dibalas Allah dengan sebaik-baik balasan, silaturahmi ini terus berlanjut, dan Allah mempertemukan kita kembali… 🙂
Tentu hikmah lain di balik menerima tamu juga tak luput kami dapatkan. Mulai dari rumah yang (akhirnya agak lumayan) bersih hehe :P, pertengkaran suami-istri yang mendadak baikan *karena harus kerja sama beres-beres, wkwkw*, sampai yang paling penting: NIKMAT SILATURAHMI! Kami mendapat teman baru, begitu juga anak-anak (walaupun sesaat)… Kadang sedih juga sih, melihat Raya atau Bita yang baruuu aja mulai akrab tapi harus terpisahkan kembali. Tapi toh mereka tetap tertawa bahagia, tanpa menyadari entah kapan akan saling bertemu lagi…. :’) Semoga kelak hal ini bisa menjadi bekal bagi anak-anak agar mereka menjadi orang yang mudah bergaul dengan siapa saja.
Alhamdulillaah, kemarin rumah kami juga kembali kedatangan tamu. And the list still (insya Allah) continues… 🙂 Jagalah selalu niat kami ya Allah dan tunjukilah kami selalu ke dalam kebaikan… 🙂
Emg seneng bgt menyambut tamu2 dari negeri sendiri saat kita lg di LN ya mba… dulu mertuaku jg srg bgini… krn mrk dulu diplomat. jd srg klo lg ada tamu2 yg dtg, ya nginepnya di rumah mertua…. aku prnh ngerasain serunya menyambut tamu2 ini pas di bulgaria yg notebene WNI nya dikit bgt. Bnyk tuh dr mrk yg membalas kita dgn ksh oleh2 makanan Indo.. duhhh senengnya ga ush ditanya…
LikeLike
wah senasib bangettt! tapi ya ada suka-dukanya juga kadang2 mbak hehe… walaupun sukanya lebih banyak 😉 yang penting bisa nambah teman dan nyambung silaturahmi 🙂
LikeLike
hiksss aku kangeeen Raya & Bita jadinyaaa mbaa. Muchas gracias ya mbaa atas hospitality-nya dan rekomendasinyaaa. Bener2 keluarga Ibrahim sudah jd local Sevillians hihi
LikeLike
Assalamualaikum mba Riana….salam kenal…
Saya Irma…..Insya Allah tgl 12 November 2016 saya akan ke sevilla dalam rangka conference….setelah conference mungkin saya ingin keliling Andalucia. Saya bersama dengan kakak saya perempuan, anak saya laki2 dewasa dan teman kantor saya laki2……senang sekali kalau mba Riana bisa kasih info email mba Riana…..saya ingin ber email ria dengan mba Riana karena bnyk yg ingin saya tanyakan mba…..
terimakasih banyak ya….
Waalaikumsalam wr wb
LikeLike